repository ptiq

Diskursus Paradigma Makroekonomi Inklusif Dalam Perspektif Al-Qur’an: Tinjauan Tafsir Kontekstual Pada Ayat-Ayat Mata Uang Dalam Paradigma Ortodoks Dan Heterodoks

Aji, Unggul Purnomo (2024) Diskursus Paradigma Makroekonomi Inklusif Dalam Perspektif Al-Qur’an: Tinjauan Tafsir Kontekstual Pada Ayat-Ayat Mata Uang Dalam Paradigma Ortodoks Dan Heterodoks. Masters thesis, Universitas PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2024-UNGGUL PURNOMO AJI-2022.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Berkembangnya disiplin Ilmu Ekonomi dari gerakan moral-filosofis menjadi menjadi ilmu yang mapan dimulai di era Adam Smith dan terus berkembang hingga saat ini serta menciptakan dikotomi secara paradigmatik. Paradigma ekonomi yang tetap berpegang dengan acuan-acuan premis filosofikal kemudian disebut dengan paradigma ortodoks sedangkan paradigma ekonomi yang berlepas dari pakem filosofis klasik dan merekonstruksinya dengan menggunakan pendekatan secara arkeologis-antropologis kemudian disebut dengan paradigma heterodoks. Kedua paradigma ini memiliki pijakan epistemologis yang berbeda dan memberikan konsekuensi serta sudut pandang yang berbeda dalam melihat fenomena ekonomi.
Urgensi penelitian ini adalah, dengan berkembangnya sistem moneter dan tantangan zaman saat ini, dikajinya kedua paradigma ini menjadi penting karena keduanya menawarkan tinjauan teoretis dan praktis yang berbeda sehingga diharapkan salah satu dari keduanya bisa ditemukan korelasi dan signifikansinya jika dihubungkan dengan nilai inklusifitas yang menekankan pada proses ekonomi supaya bisa dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan secara merata dan prinsip ekonomi Islam yang menekankan intervensi pemerintah sebagai tanggung jawab kekuasaan dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi seperti pengangguran, ketimpangan, kemiskinan serta peningkatan standar kemakmuran seperti pendidikan dan kesehatan gratis.
Research gap dari penelitian ini adalah ditemukan fakta akademik bahwa sejauh ini penelitian dengan topik ekonomi di Indonesia hanya bersifat parsial yakni hanya pada level dialektika antar teori yang bersebrangan dan belum sampai pada level paradigmatik sehingga hal ini mendorong dan memotivasi peneliti untuk lebih meningkatkan diskusinya pada level paradigmatik sehingga dapat diketahui semua signifikansinya secara simultan jika dihubungkan dengan nilai inklusifitas dan prinsip ekonomi Islam.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui titik temu dan titik seteru dari kedua paradigma ini secara teoretis, proposal kebijakan moneter dan fiskal, melihat signifikansi kedua paradigma ini jika dikorelasikan dengan nilai inklusifitas dan prinsip ekonomi Islam, serta meninjau signifikansi penafsiran ayat-ayat mata uang dalam cakupan perbedaan historisitas, konteks, sistem dan standard etis-akademis dalam upaya kontekstualisasi pada era modern saat ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian kepustakaan dengan desain grounded theory serta menggabungkan metode penafsiran maudhu’i dan tafsir kontekstual pada ayat-ayat yang dikaji dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan fakta empiris bahwa kedua paradigma ini berbeda hampir secara menyeluruh dan keduanya memiliki pendekatan dan cara yang berbeda dalam proposal kebijakannya secara moneter dan fiskal. Juga ditemukan fakta empiris bahwa paradigma heterodoks lebih koheren jika dikorelasikan dengan nilai inklusifitas dan prinsip ekonomi Islam. Hal ini disebabkan karena paradigma heterodoks menekankan terhadap pentingnya peran sebuah otoritas dalam relasinya untuk mewujudkan kesejahteraan secara umum dan memberikan ruangkepada pihak pencipta uang untuk melakukan defisit spending secara kontinyu tanpa memiliki risiko bangkrut. Hal ini kemudian secara praktis bisa digunakan untuk mengimplementasikan program-program peningkatan kesejahteraan seperti program jaminan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan gratis, penghijauan dan lain sebagainya seperti yang pernah dilakukan pada program “New Deal” di Amerika atau “NREGA” di India yang terbukti mampu meningkatkan standard of living masyarakatnya. Temuan lain dari penelitian ini adalah tawaran kontekstualisasi penafsiran dari mata uang (dînâr, dirham, emas, perak dan wariq) yang dahulu ditafsirkan dengan “alat tukar” menjadi “satuan hitung” karena sejak zaman Sumeria Kuno hingga saat ini belum ada satupun temuan antropoligis yang melegitimasi bahwa uang adalah “alat tukar.” Hal ini diperantarai bahwa munculnya uang tidak pernah terlepas dari eksisnya suatu otoritas yang dengan kata lain bahwa uang mustahil uang muncul secara insidental dan ia selalu diedarkan dan ditarik sebagai pajak dengan sengaja oleh otoritas yang menciptakannya.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 04 May 2025 04:42
Last Modified: 04 May 2025 04:42
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1710

Actions (login required)

View Item
View Item