Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemasaran jasa pembelajaran Al-Qur’an di media sosial yang dapat meningkatkan kuantitas peserta didik di lembaga jasa Qur’an30Challenge.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka buta huruf Al-Qur’an di Indonesia serta kemunculan lembaga belajar Al-Qur’an onlinedi media sosial.Persaingan pemasaran di media sosial menuntut Qur’an30Challenge untuk tetap eksis dengan menerapkan strategi dan inovasi yang berbeda.Strategi dan inovasi yang tepat diperlukan untuk meminimalkan penurunan peserta didik serta mengembangkan lembaga di media sosial.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasiserta dokumentasi terhadap pimpinan lembaga dan peserta didik yang mengikuti program jasa di lembaga terkait. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan triangulasi untuk memastikan validitas dan reliabilitas data.
Penelitian ini didasarkan pada teori pemasaran Philip Kotler dan teori pendukung lainnya, yang menekankan bahwa pemasaran jasa pembelajaran di media sosial harus berkembang seiring dengan perubahan teknologi dan perilaku konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran dan inovasi yang diterapkan Qur’an30Challenge secara umum telah memenuhi standar pemasaran media sosial, sehingga mampu meningkatkan jumlah peserta didik.Namun,terdapat bagian-bagian yang dapat dikembangkan seperti memperluas segmentasi pasar, adaptasi harga jasa, konsistensi dalam komunikasi merek, evaluasi jangka panjang, pengelolaan anggaran yangdiprioritaskanuntuk kegiatan promosi iklan, jasa influencer, dan peningkatan pelayanan.Untuk mendukung perbaikan, lembaga perlu menetapkan standar kualitas iklan dan meningkatkan inovasi konten agar pesan dapat tersampaikan dengan efektif kepada audiens.