Penelitian ini membahas mengenai penggunaan makna ‘jangan’ dalam surah Luqmân dan implementasinya dalam pendidikan anak, dengan memberikan komparasi antara mufassir dengan perspektif psikolog abad XXI masehi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana para mufassir menafsirkan makna ‘jangan’ dalam surah Luqmân, serta memahami relevansinya dalam konteks pendidikan anak. Penelitian ini juga menganalisis penggunaan kata larangan ‘jangan’ dalam surah tersebut dari segi konteks kebahasaan, makna dan bentuk penyampaiannya kepada anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tematik (tafsir maudhu’i) terhadap ayat-ayat larangan dalam surah Luqmân. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode komparatif, yaitu dengan membandingkan pandangan para mufassir dan psikolog abad XXI terkait penggunaan komunikasi larangan dalam mendidik anak. Data dikumpulkan dari sumber primer berupa Al-Qur’an dan kitab tafsir kontemporer, serta literatur sekunder dari bidang psikologi pendidikan. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis mendalam untuk menemukan persamaan dan perbedaan antara pendekatan keagamaan dan psikologis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan makna ‘jangan’ dalam surah Luqmân tidak sekadar merupakan bentuk larangan biasa, tetapi mengandung nilai-nilai pendidikan yang mendalam seperti penanaman tauhid, akhlak mulia dan tanggung jawab sosial. Kata tersebut disampaikan dengan penuh kelembutan oleh Luqmân kepada anaknya, mencerminkan pendekatan komunikatif yang penuh kasih sayang dan sarat makna edukatif. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi ilmiah dalam kajian interdisipliner antara ilmu tafsir dan psikologi pendidikan, serta mendorong penggunaan komunikasi larangan yang efektif, berempati dan sesuai perkembangan psikologis anak dalam proses pendidikan.

Kata Kunci: Makna Larangan ‘Jangan’, Surah Luqmân, Psikolog Pendidikan.