Erlanda, Julhelmi (2025) Sosiologi Durkheim dan Weber dalam Perspektif Tafsir Murtadha Muthahhari. Doctoral thesis, Universitas PTIQ Jakarta.
2025-JULHELMI ERLANDA-2021.pdf - Accepted Version
Download (2MB)
Abstract
Disertasi ini menyimpulkan bahwa pemaknaan eksistensi sosial melalui tafsir filosofis Murtadha Muthahhari, yang berakar pada fitrah dan tauhid, secara fundamental berbeda dari konsep fakta sosial Émile Durkheim maupun konsep tindakan sosial Max Weber. Pemaknaan ini mendivergensi kedua paradigma sosiologi tersebut pada tiga dimensi mendasar: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Divergensi ini menolak upaya konvergensi metodologis makrososiologi dan mikrososiologi yang diajukan Talcott Parsons dalam teori aksi sosialnya yang dinilai nirbasis dan arbitrer, sekaligus menuntut rekonstruksi metodologi sosiologi agar mampu menangkap dimensi transendental–etis dalam memahami dinamika sosial.
Kesimpulan tersebut diperoleh melalui analisis kritis-komparatif terhadap polarisasi teoritis antara Durkheim dan Weber, yang memperlihatkan adanya ketegangan konseptual bersumber dari perbedaan ontologis, epistemologis dan aksiologis dalam memandang eksistensi sosial. Durkheim memahami eksistensi sosial sebagai entitas koersif dan otonom di luar individu, sedangkan Weber memandangnya sebagai entitas nonsubstantif yang lahir dari tindakan sosial individu. Untuk menjelaskan dinamika sosial secara holistik dan transendental, disertasi ini menawarkan kontribusi orisinal berupa konsep pemetaan empat lapisan proses: (a) kesadaran individu yang membentuk eksistensi sosial; (b) relasi antar eksistensi sosial; (c) internalisasi nilai eksistensi sosial oleh individu; dan (d) refleksi kolektif terhadap eksistensi sosial. Keempat proses ini berpijak pada kerangka tafsir Muthahhari yang tidak dapat dijelaskan secara utuh oleh positivisme Durkheim, interpretasi Weber, maupun konvergensi keduanya.
Disertasi ini sejalan dengan kritik Anthony Giddens (1984) yang menolak strukturisme Parsons dan menekankan peran agensi individu melalui teori strukturasi. Pandangan ini juga selaras dengan kritik Alvin Gouldner (1970) dalam The Coming Crisis of Western Sociology, yang menyatakan bahwa teori aksi Parsons gagal menangkap dinamika konflik dan perubahan sosial. Whitney Pope (1973) turut menolak simplifikasi Parsons terhadap Durkheim dan Weber, serta mengusulkan pembacaan ulang yang lebih kritis terhadap fondasi filosofis kedua tokoh tersebut.
Sebaliknya, penelitian ini berbeda dengan pandangan Richard Münch (1987) dan Jonathan H. Turner (1991) yang mendukung integrasi metodologis ala Parsons. Pendekatan mereka dinilai mengabaikan perbedaan ontologis yang mendasar antara Durkheim dan Weber, serta gagal menangkap dimensi transendental sebagaimana ditawarkan oleh tafsir filosofis Muthahhari. Penelitian ini juga menegaskan perbedaannya dari pendekatan Edward A. Tiryakian (1974) dan Clifford Geertz (1973) yang terlalu menekankan aspek sosial-budaya tanpa menyentuh fondasi ontologis dan teologis eksistensi sosial.
Desain penelitian yang digunakan dalam disertasi ini adalah penelitian kualitatif filosofis dengan pendekatan hermeneutika Gadamerian. Fokus utamanya adalah studi teks kritis-komparatif melalui fusion of horizons antara horizon teks-teks klasik (Durkheim, Weber, dan Muthahhari) dengan horizon peneliti. Metode yang digunakan mencakup analisis isi dan analisis filosofis terhadap teks primer dan sekunder yang relevan dengan persoalan eksistensi sosial.
| Item Type: | Thesis (Doctoral) |
|---|---|
| Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
| Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
| Depositing User: | Kamir Kamir |
| Date Deposited: | 30 Oct 2025 06:00 |
| Last Modified: | 30 Oct 2025 06:00 |
| URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1912 |
