repository ptiq

Pengaruh Profesionalisme Guru dan Sistem Among terhadap Perkembangan Life Skill Peserta Didik (Studi Kasus pada Siswa SDN Pondok Ranji 03 Kota Tangerang Selatan )

Susilo, Arif Puguh (2016) Pengaruh Profesionalisme Guru dan Sistem Among terhadap Perkembangan Life Skill Peserta Didik (Studi Kasus pada Siswa SDN Pondok Ranji 03 Kota Tangerang Selatan ). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Pengaruh Profesionalisme Guru dan Sistem Among terhadap Perkembangan Life Skill Peserta Didik (Studi Kasus pada Siswa SDN Pondok Ranji 03 Kota Tangerang Selatan )] Text (Pengaruh Profesionalisme Guru dan Sistem Among terhadap Perkembangan Life Skill Peserta Didik (Studi Kasus pada Siswa SDN Pondok Ranji 03 Kota Tangerang Selatan ))
2016-ARIF PUGUH SUSILO-2013.pdf - Accepted Version

Download (742MB)

Abstract

Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) adalah suatu pendidikan yang dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup, yaitu keberanian menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya. Pendidikan yang dapat mensinergikan berbagai mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang diperlukan seseorang, di manapun ia berada, bekerja atau tidak bekerja, apa pun profesinya. Dengan bekal kecakapan hidup tersebut, diharapkan para lulusan akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya. Pendidikan kecakapan hidup di SD difokuskan pada General Life Skill (GLS) yang mencakup kesadaran diri atau kecakapan personal (self awareness), kecakapan berpikir rasional (thinking skill) dan kecakapan sosial (social skill). Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa GLS merupakan fondasi kecakapan hidup yang akan diperlukan untuk mempelajari kecakapan hidup berikutnya dan bahkan untuk terjun dalam kehidupan sehari-hari, apa pun kegiatan seseorang. Kecakapan vokasional (vocational skill) juga dikembangkan namun barulah pada tahap awal. Implementasi pendidikan kecakapan hidup di SD dapat mempertimbangkan beberapa yaitu: (1) model integratif, (2) model komplementatif, dan (3) model diskrit. Model manapun yang dipilih, yang penting adalah bahwa pembelajaran kecakapan hidup tersebut pada hakikatnya adalah pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pelaku belajar. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar aktif, baik mental maupun fisik, dan hal ini dapat diperoleh bila lingkungan belajar dibuat menyenangkan bagi siswa. Sedangkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia salah satu factor yang paling penting dan sangat mempengaruhi adalah keprofesionalan guru di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru merupakan pekerjaan profesi, karenanya LPTK telah menerapkan kurikulum yang berdasarkan kompetensi. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Guru yang baik bukan hanya paham di bidang administrasi sekolah, namun juga mampu untuk melihat dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Sistem among merupakan cara mendidik anak dengan dasar kemerdekaan dan kebebasan agar anak didik dapat tumbuh sesuai kodrat pribadinya. Sistem among patut dijadikan sebagai cara mendidik untuk menciptakan jiwa merdeka sehingga menjadikan siswa lebih berani belajar apa yang dikehendakinya.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 300. Ilmu Sosial > 372. Pendidikan Dasar > 372.2. Sekolah Dasar, SD
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Manajemen Pendidikan Islam
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 20 Oct 2021 04:31
Last Modified: 20 Oct 2021 04:31
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/315

Actions (login required)

View Item
View Item