ABSTRAK
Al-Qur‟ân merupakan sumber rujukan umat Islam dan manusia pula,
dalam historis penurunannya terdapat problematika ketika sampai kepada para
sahabat, karena turunnya al-Qur‟ân dengan sab’ati ahruf, yang mana Nabi
mengajarkan sesuai dengan Wahyu yang diturunkan. Dari sahabat ke sahabat yang
lain dalam penerimaan al-Qur‟ân melalui Nabi tentunya bermacam-macam
bacaan, seperti yang terjadi pada sahabat Umar bin Khatthâb dan Hisyâm bin
Hakim tentang surah al-Furqân sehingga berhujung dengan perdebatan, dan
keduanya mengadu kepada Nabi, dan Nabi pun membenarkan keduanya. Para
pemikir modern saat ini, seperti kelompok orientalis, yaitu Ignaz Goldzihar yang
menyatakan bahwa “Seakan-akan semua mendapatkan hak yang setara untuk
meriwayatkan teks dengan cara tidak sama dengan bentuknya, yang asli”, dari
penyataan tersebut ia ragu tentang ragam bacaan dalam al-Qur‟ân (qirâat).
Penulis menempuh metode kualitatif atau library reseach (studi
kepustakaan), dalam menyelesaikan penelitian ini, dan untuk memaparkan atau
mencari korelasi dua disiplin ilmu ini (ilmu qirâat dan ilmu rasm).
Kesimpulan umum dari penelitian ini, ilmu qirâat dan ilmu rasm tidak
dapat dibedakan-bedakan, karena keduanya mempunyai korelasi sangat erat, yang
tidak dapat dipisahkan. Dan penulisannya yang berbeda dengan kaidah umum
rasm qiyâsî adalah untuk mewadahi atau mangakomudir bacaan yang berbeda.