repository ptiq

Kepemimpinan Perempuan Dalam Al-Qur’an: Reinterpretasi Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Konsep Al-Qawwâmah dengan Perspektif Qirâ’ahmubâdalah

Erviena, Erlies (2021) Kepemimpinan Perempuan Dalam Al-Qur’an: Reinterpretasi Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Konsep Al-Qawwâmah dengan Perspektif Qirâ’ahmubâdalah. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Kepemimpinan Perempuan Dalam Al-Qur’an: Reinterpretasi Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Konsep Al-Qawwâmah dengan Perspektif Qirâ’ahmubâdalah] Text (Kepemimpinan Perempuan Dalam Al-Qur’an: Reinterpretasi Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Konsep Al-Qawwâmah dengan Perspektif Qirâ’ahmubâdalah)
2021-ERLIES ERVIENA-2016.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Pandangan yang sempit dalam budaya patriarki menimbulkan diskriminasi terhadap peran kaum perempuan. Keadaan ini akibat dari perbedaan pendekatan dalam pemahaman dan interpretasi penafsiran terhadap teks-teks al-Qur’an dan sunnah Rosullulah yang secara metodologis berfikir sistimatis (ushul al-fiqh) sehingga menghasilkan istinbathhukum yang berbeda.
Penafsiran klasik yang digolongkan sebagai Ulama tekstualis dianggap lebih menitik beratkan pada teks tanpa memperhatikan unsur kebahasaan dan kondisi sosial-budaya pada saat ayat diturunkan, yang sepakat mengharamkan perempuan dalam memegang kekuasaan pemimpin tertinggi. Laki-laki diposisikan sebagai superior dan perempuan sebagai kaum inferior. Sebaliknya, Ulama yang memperbolehkan perempuan menjadi pemimpim didominasi oleh Ulama kontektualis, diantaranya adalah M. Quraish Shihab. Oleh sebab itu, tulisan ini memaparkan penafsiran kembali pemikiran M. Quraish Shihab dan rujukan Q.S. an-Nisâ/4: 34, sebagai dalil pendukung disamping pendekatan fiqh dan pendapat Ulama sebagai rujukannya.
M. Quraish Shihab melakukan penafsiran bisa dikatakan menggunakan pendekatan konstektual sosio-historis dengan mempertimbangkan konteks pemahaman yang diyakini lebih relevan dengan keadaan melalui fakta-fakta, realitas dan sejarah. Tulisan ini juga membahas bagaimana Quraish Shihab memaknai kesetaraan gender melalui penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan laki-laki dan perempuan.Peran dan fungsi tersebut merupakan kesalingan dan relasi yang bersifat fungsional serta saling melengkapi satu sama lain sebagai mitra yang sejajar untuk menciptakan hubungan yang harmonis.
Qirâah mubâdalah menawarkan perspektif baru dalam menafsirkan al-Qur’an. Mubâdalah sebagai metode interpretasi terhadap teks-teks al-Qur’an dan Hadits sebagai perspektif dalam penafsiran yang memposisikan laki-laki dan perempuan sebagai sesuatu subjek yang setara dan menjadi mitra dalam kehidupan. Sehingga ia hanya berorientasi pada bagaimanakah al-Qur’an dapat mencakup laki-laki dan perempuan serta bagaimana hubungan kerjasama keduanya itu dapat terbangun. Cara baca ketersalingan/resiprokal ini bertujuan untuk menjaga nilai universal yang terkandung dalam al-qur’an agar tidak terdistorsi oleh pemaknaan yang kurang tepat atas ayat parsial.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Program Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 19 Nov 2021 05:20
Last Modified: 19 Nov 2021 05:20
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/415

Actions (login required)

View Item
View Item