Pertama, cinta adalah sebuah kecenderungan hati kepada sesuatu yang dirasa mempunyai kelebihan ataupun kesempurnaan kemudian diekspresikan melalui tindakan yang berupa perhatian, kesedian untuk berkorban demi yang dicintainya dengan cara dan bentuk yang relatif beragam.
Kedua, cinta yang diperlihatkan al-Qur’an memberikan kesan bahwa cinta sebenarnya adalah prioritas atas aktualisasi ajaran-ajaran Allah Swt. yang dapat berupa berbuat baik kepada orang lain, terwujudnya kebenaran, keadilan, kejujuran, rendah hati, sikap saling membantu, berani mengakui kesalahan serta siap memperbaikinya dan prilaku lain yang lebih berorientsi kepada kemashlahatan sosial, ini juga merupakan hakikat dari cinta. Upaya pada level ini merupakan pembuktian untuk mencintai dan dicintai Allah yang berimplikasi besar pada sisi kehidupannya terutama pada kehidupan sosialnya. Sebaliknya, hal itu dapat menjadikan seseorang terpuruk dalam dimensi spiritual atau pun sosialnya.
Ketiga, dari 83 redaksi cinta (al-h}ubb, mah}abbah, beserta bentuk derivasinya) lebih dari setengahnya menegaskan mah}abbatullah secara langsung, dan sisanya secara tidak langsung serta merujuk kepada cinta manusia pada sesama dan hal-hal yang bersifat materi dan duniawi, pendeknya bahwa cinta dalam orientasinya bersifat vertikal dan horizontal, ini menunjukkan bahwa Allah juga Maha Mencintai, namun cinta Allah tidak terinterpretasi.