Imronudin, Imronudin (2020) Pendidikan Inter-Religius Perspektif Al-Qur‘an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2020-IMRONUDIN-2015.pdf - Accepted Version
Download (2MB)
Abstract
Kesimpulan dari disertasi ini adalah bahwa pendidikan inter-religius dalam Al-Qur‘an merupakan pendidikan yang mendorong segenap peserta didik untuk berwawasan intelektual, bermoral, prestatif dan berkepribadian luhur dengan berorientasi pada kemanusiaan dan kebersamaan untuk mengembangkan prinsip demokrasi, kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan kasih sayang bagi semesta dengan dasar keimanan kepada Allah. Peserta didik dituntut untuk mengetahui latar belakang setiap agama dan tidak melihat dari satu perspektif saja, tetapi juga melalui perspektif orang lain agar terhindar dari fanatisme berlebihan dalam beragama yang dapat menjadi pemicu konflik selama ini. Definisi di atas didasari oleh nilai-nilai Inter-Religius dalam Al-Qur‘an, yaitu: musyawarah (Q.S. Ali Imran/3: 159), al-musawah (QS. al-Nisa/4: 58), al-„adl (Q.S. al-Maidah/5: 8, Q.S. al-Nahl/16: 90), al-ta‟aruf (Q.S. al-Hujarat/49: 13), al-ta‟awun (Q.S. al-Maidah/5: 2), hablum min al-nas (QS.al-Nisa/4: 36), tasamuh (Q.S. al-Baqarah /2: 256, Q.S. Yunus/10: 99, Q.S.Al-Maidah/5: 48) dan rahmatan li al-„alamin (Q.S. Al-Anbiya/21: 107).Disertasi juga menemukan dua hal yang diperlukan dalam pembangunan Pendidikan Inter-Religius, yaitu; pertama, melakukan dialog dengan menempatkan setiap agama pada posisi sejajar. Kedua, mengembangkan sikap toleransi dengan memberikan kesempatan pada masing-masing agama untuk saling memahami. Disertasi ini memiliki kesamaan pendapat dengan Ingvill Thorson Plesner (2004), Heribertus (2009) dan Arhanuddin Salim (2017), dimana mereka berpendapat bahwa pendidikan inter-religius adalah pendidikan yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari keyakinan agama lain agar membantu peserta didik agar dapat memahami dan membedakan masing-masing agama supaya menjadi manusia yang religius, terbuka, inklusif, dan pluralis. Disertasi ini memiliki perbedaan pendapat dengan Ali Rabbani Gulpaygani (2004) Anis Malik Thoha (2005), Adian Husaini (2006), dan L Gearon (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan agama yang dikembangkan dari nilai-nilai pluralisme dapat menyebabkan terjadinya pengkaburan iman, relativisme dalam beragama, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebingungan dan keraguan pada peserta didik terhadap agamanya sendiri dan memiliki andil besar terhadap kemurtadan. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang didukung dengan library research. Sedangkan metode penafsiran yang penulis gunakan adalah metode tafsir maudu‘i, penulis memilih metode ini karena metode ini dapat digunakan sebagai penggali Pendidikan Inter-Religius menurut al-Qur‘an secara lebih komprehensif. Menurut al-Farmawi, metode ini memiliki beberapa keistimewaan diantaranya dapat membantu para peneliti secara umum untuk sampai pada petunjuk al-Qur‘an tanpa harus bersusah payah dan berlama-lama menyimak uraian kitab-kitab tafsir yang beragam.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 09 Dec 2021 06:44 |
Last Modified: | 09 Dec 2021 06:44 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/427 |