Noor, Ali Fikri (2020) Penanggulangan Korupsi Melalui Pendekatan Teologis Berbasis Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2020-ALI FIKRI NOOR-2016.pdf - Accepted Version
Download (2MB)
Abstract
Kesimpulan disertasi ini adalah: penanggulangan korupsi dengan pendekatan konvensional yang non-teologis mengalami kebuntuan, yang disebabkan oleh krisis moral, identitas, dan situasi sosial, dan propaganda kelompok yang mengutamakan strategi penanggulangan korupsi dengan pendekatan perbaikan aturan perundang-undangan daripada pendekatan teologis. Pendekatan konvensional yang non-teologis tersebut selama ini ternyata tidak efektif, sebab ia hanya bersifat exterior superficial (sat{h{iyyun wa z{a>hiriyyun), bukan solusi yang mendalam, yaitu solusi yang mencapai hingga masuk ke kedalaman substansi permasalahan, yakni pendekatan teologi atau agama. Perspektif Al-Qur’an dalam penanggulangan korupsi ditemukan melalui tiga strategi, yaitu: detektif, preventif, dan repressif. Strategi detektif dan preventif ditempuh melalui tiga cara: penguatan akidah, penguatan kalbu, dan penguatan moralitas. Sedangkan strategi repressif ditempuh melalui empat cara: penguatan lembaga pengawasan (al-h{isbah), penguatan hukum yuridis dan dunia peradilan, penguatan masyarakat, dan penguatan aspek religiusitas. Sementara strategi detektif, preventif, dan repressif secara keseluruhan ditempuh melalui cara penguatan nilai-nilai teologis. Hal menarik lain yang ditemukan di dalam penelitian ini adalah, bahwa intervensi pendekatan teologis yang dideskripsikan Al-Qur’an di dalam penanggulangan korupsi dapat mewujudkan pembangunan peradaban masyarakat Muslim (baldatun t{ayyibatun wa rabbun ghafur), yakni: terciptanya keamanan dan stabilitas politik, terciptanya kenyamanan dan kenikmatan kehidupan beragama dan bernegara. Disertasi ini memiliki kesamaan pandangan dengan Muhammad Tahir Ibnu Asyur (w.1973 M), Hasan al-Banna (w.1949 M), Sayid Qutub (w. 1966 M) Sayid Abu al -Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi. (W.1999 M), Syekh Muhammad al-Ghazali (w.1996 M), Yusuf al-Qardlawi (1974 M), Susan Rose Ackerman (1992 M), Syed Husein Alatas (1982 M), M. Darwis Hude (2017 M), dan Nur Arfiyah Febriani (2014 M) bahwa strategi yang lebih berperan dan vital di dalam memberantas penyimpangan adalah melakukan revolusi moral (morality revolution), yang harus dimulai dari diri sendiri, kemudian lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara kemudian setelah itu adalah perbaikan struktural dan legal dalam administrasi pemerintahan. Temuan disertasi ini sebaliknya berbeda dengan pendapat: Jack Bologne (2006), Robert Klitgaard (1988), Ramirez Torres, Abraham Maslow (w.1970), dan Victor Harold Vroom (L.1932) yang mengedepankan paradigma kering teologis di dalam memandang faktor-faktor yang melatar belakangi timbulnya praktik korupsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, berbasis riset kepustakaan, ayat-ayat Al-Qur’an, publikasi berbentuk hasil penelitian, jurnal, seminar, dan artikel. Sedangkan metode penafsiran yang digunakan adalah metode tafsir tematik (tafsir mawdu’iy), baik saat menganalisa permasalahan dari sudut pandang teologis maupun ketika menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 09 Dec 2021 06:47 |
Last Modified: | 09 Dec 2021 06:47 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/428 |