repository ptiq

Kewajiban Dakwah dalam Al-Qur’an Antara Fardu Ain dan Fardu Kifayah (Studi Komparatif Atas Tafsir Ibn Katsîr dan Tafsir Al-Mishbâh)

Habibullah, Kabir Al Fadly (2021) Kewajiban Dakwah dalam Al-Qur’an Antara Fardu Ain dan Fardu Kifayah (Studi Komparatif Atas Tafsir Ibn Katsîr dan Tafsir Al-Mishbâh). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Kewajiban Dakwah dalam Al-Qur’an Antara Fardu Ain dan Fardu Kifayah (Studi Komparatif Atas Tafsir Ibn Katsîr dan Tafsir Al-Mishbâh)] Text (Kewajiban Dakwah dalam Al-Qur’an Antara Fardu Ain dan Fardu Kifayah (Studi Komparatif Atas Tafsir Ibn Katsîr dan Tafsir Al-Mishbâh))
2021-KABIR AL FADLY HABIBULLAH-2018.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Dewasa ini, di saat problematika keumatan semakin kompleks dan kebutuhan akan rujukan keagamaan mengalami eskalasi, timbul sebuah semangat untuk menjawab hal demikian dengan gerakan dakwah baik individu maupun kolektif. Kondisi ini menurut hemat peneliti sangat baik, namun kerap terjadi bias pemahaman mendasar tentang siapa sebetulnya yang berhak dan berkewajiban menyampaikan dakwah dan bagaimana hukum sesungguhnya bedasarkan perpespektif Al-Qur’an. Berdasar permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk menggali bagaimana penafsiran Ibn Katsir dan M. Quraish Shihab terkait kewajiban dakwah serta implikasi dari latar sosio-historis keduanya terhadap penafsiran tersebut dalam analisis komparatif? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi komparataif. Teknik pengumpulan datanya berupa studi pustaka dan observasi dianalisis dalam teknik pengumpulan data berupa deskriptif analisis dengan metode analisis komparatif (analytical-comparative method). Adapun teori yang digunakan untuk memperkuat sebagai pisau bedah penelitian adalah teori strukturalisme genetik dari Lucien Goldmann yang menjelaskan bahwa sebuah karya atau teks adalah karya pengarangnya dalam hal ini mufasir sebagai pembuat teks tersebut sekaligus kenyataan sejarah yang mengondisikan munculnya karya atau teks seperti demikian. Konsepkonsep dakwah, kewajiban dakwah, amar makruf nahi mungkar, dialektika para ahli dan mufasir mengenai kewajiban dakwah serta ayat-ayat Al-Qur’an terkait dakwah dan kewajiban dakwah juga digunakan untuk mempertajam analisis penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kecenderungan penafsiran sekaligus penafsiran antara Ibn Katsir dengan M. Quraish Shihab. Ibn Katsir mengarahkan kewajiban dakwah sebagai kewajiban indvidu sementara M. Quraish Shihab mengarahkan kecenderungan tafsir kewajiban dakwah sebagai kewajiban kolektif juga dengan beberapa kesamaan penafsiran di antaranya tetap mengakomodir kewajiban yang tidak dijadikan kecenderungan penafsirannya. Penelitian ini juga didasari asumsi-asumsi dalam teori struktural genetic yang melihat bahwa kecenderungan penafsiran secara umum dan khusus mengenai kewajiban dakwah tidak bisa dilepaskan dari konteks sosio-historis masyarakat masing-masing tempat kedua mufasir berada.Tafsîr Ibn Katsîr dan Tafsir al-Mishbâh bukan hanya karya personal dari kedua mufasir akan tetapi juga karya masyarakatnya masing-masing dan kenyataan sosial dan sejarah masyarakat pada waktu era masing-masing.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 16 Dec 2021 04:25
Last Modified: 16 Dec 2021 04:25
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/439

Actions (login required)

View Item
View Item