Urip, Moh. (2018) Daulah Islâmiyah Studi Pemikiran Wahbah Zuhayli dalam At-Tafsîr Al-Munîr. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2018-MOH. URIP-2015.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat Wahbah Zuhaily dalam kitabnya At-tafsir Al Munir mengenai Daulah Islamiyah. Kesimpulan tesis ini adalah: menurut studi pemikiran wahbah zuhaily dalam kitabnya at- Tafsir al-Munir berdasarkan ayat-ayat yang terkait tentang Daulah Islamiyah, beliau menemukan beberapa pemikiran bahwa ada ayat yang secara eksplisit mengandung maksut dan merupakan dasar dari permasalahan pengangkatan seorang khalifah yaitu seorang yang di dengar dan dipatuhi segala perintahnya dan dilaksanakan segala hukum-hukumnya. Pengangkatan imam atau khalifah tersebut ada pada surat al baqarah 2;30. Wahbah juga menjelaskan bahwa proses pengangkatan dan penentuan seorang imam dalam islam ada tiga model, yaitu 1) dengan menggunakan nash atau penunjukan yang mengacu kepada nash-nash yang ada, baik itu nash al-Qur'an maupun nash al-hadits, sebagaimana Rasulullah menunjuk Abu Bakar dengan menggunakan berbagai isyarat, juga penunjukan Abu Bakar terhadap Umar bin Khattab, 2) pemilihan dengan melibatkan beberapa orang tertentu atau disebut sebagai tim formatur sebagaimana diangkatnya Utsman bin Affan dengan pemilihan oleh para sahabat-sahabat senior yang telah ditunjuk dan disetujui oleh sahabat-sahabat lainnya,dan 3) melalui kesepakatan dari Ahlu al-Halli wa al-'Aqdi, yaitu orang-orang yang memiliki kapabilitas sebagai Ahlu al-Halli wa al-'Aqdi dan diakui oleh umat Islam sebagai wakilnya. Wahbah Zuhayli mengambil jalan tengah dan membuat gagasan dengan konsepnya yaitu dengan bentuk federasi Daulah Islamiyah, dimana seluruh Negara-negara Islam menyatukan visi dan misinya di segala aspek kehidupan berbangsa dan bemegara baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan militer, masing-masing memiliki otonomi khusus sesuai dengan territorialnya dan kepemimpinannya, namun masih dalam naungan ''Dau/ah Islamiyah al-Fidiraliyah". Wahbah juga menegaskan bahwa yang bisa mempersatukan umat Islam di seluruh dunia ini adalah Syariat Islam, yang diambil saripatinya dari al-Qur'an dan al-Hadits. Gagasan Wahbah Zuhayli ini berbeda dengan al-Mawardi dan Abu Ya'la dengan alAhkam as-Sulthaniyahnya, Ibnu khaldun dengan Muqaddimahnya, al-Maududi dengan alHukumah al-Islamiyahdan al-Khilafah wa al-Mulknya, Taqyuddin an-Nabhani dengan Nizham al-Isliimnya, Abu Bakar Jabir al-Jazairi dengan ad-Daual-Islamiyahnya, Ibnu Taimiyah dengan al-KhAlifah wa al-Mulknya, yang mewajibkan secara formal berdirinya Daulah lslamiyah.
Begitu juga berbeda dengan Ali Abdurraziq dengan al-Islam wa Ushul al-Hukm, Khalid Muhammad Khalid dengan ad-Daulah fi al-Islam, Sai'd Ramadhan dengan ad-Daulah allslamiyah, yang cenderung kepada kontekstualisasi, esensi ajaran Islam dan tidak sepakat dengan melegal formalkan bentuk Daulah Jslamiyah. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Instrumen yang digunakan adalah buku-buku, artikel dan tinjauan literatur yang yang mendukung pandangan WahbahZuhayli mengenai Daulah Islamiyah.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Manajemen Pendidikan Islam |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 16 Dec 2021 07:36 |
Last Modified: | 16 Dec 2021 07:36 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/442 |