Ardiansyah, Ardiansyah (2018) Tradisi dalam Al-Qur’an (Studi Tematik Paradigma Islam Nusantara dan Wahabi). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2018-ARDIANSYAH-2014.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Maraknya fenomena sikap dan pemahaman yang antipati terhadap tradisi di masyarakat Islam, seperti pengharaman selametan tiga hari, tujuh hari dari kematian, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW (maulȗd an-Nabi) dan tradisi-tradisi lainnya, membuat resah sebagian masyarakat Islam, karena bagi sebagian mereka tradisi adalah sesuatu yang sangat sakral. Pelarangan dan penghapusan tradisi itu ada yang beralasan karena merupakan bentuk bid’ah, syirik, dan khurafat.
Tradisi di dalam Al-Qur’an Allah SWT sebut dengan al’urf, yang maknanya adalah perkara yang baik (al-amru al-mustahsin), demikianlah Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan makna al-‘urf.
Islam Nusantara dan Muhammad bin Abdul Wahhab dalam dakwah dan ajarannya sama-sama mengajak manusia pada Al-Qur’an dan As- Sunnah, berusaha mengembalikan masyarakat Islam pada ajaran Islam yang benar, yaitu kembali dari praktek tradisi-tradisi yang dianggap bid’ah, syirik dan khurafat tersebut kepada ajaran Islam yang benar.
Tanpa melihat apakah tradisi itu bertentangan dengan syari’at atau tidak, Islam Nusantara berdakwah dengan tidak memberhangus tradisi, bahkan menjadikan tradisi itu terasimilasi dengan ajaran Islam, dan ini sebagaimana yang digaung-gaungkan oleh tokoh-tokoh Islam Nusantara seperti Abdurrahman Wahid (Gusdur) dengan wacana pribumisasi Islam, Hasbi As-Shidqi dengan wacana Fikih Indonesia, serta tokoh tokoh lainnya seperti Abdul Muqsith Ghazali, Akhmad Sahl, Nurcholish majid, Afifudin Muhajir, dan Said Aqil Siraj.
Adapun Wahabi berusaha untuk menghapuskan tradisi, tradisi-tradisi yang ada di masyarakat. Seperti dengan konsep pemurnian tauhid tokoh utamanya Muhammad bin Abdul Wahhab saat itu menolak tradisi yang dianggap penuh dengan kebid’ahan dan mengandung unsur syirik. Ini juga sesuai dengan pemahaman Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin, Ahmad bin Abdul Halim Al-Harani Ad-Dimasyqi dan Muhammad bin Abdus Salâm Khadr As Syuqairy.
Hal menarik lainnya dari penelitian ini adalah, penulis menemukan, bahwa ajaran Wahabi ternyata adalah cikal bakal lahirnya aliran Salafi di Indonesia. Di mana aliran ini sangat gemar membid’ahkan dan menganggap syirik dan sesat tradisi-tradisi yang ada di masyarakat Indonesia.
Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang tradisi dalam Al- Qur’an studi tematik paradigma Islam Nusantara dan Wahabi. Dengan kajian dalam pembahasan ini kiranya dapat memberikan jawaban terhadap problematika yang terdapat pada perbedaan kedua kelompok ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode tafsir maudhii dan metode historis-kritis-kontekstual Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 202. Doktrin-doktrin Agama 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Jumardi |
Date Deposited: | 19 Aug 2021 08:18 |
Last Modified: | 19 Aug 2021 08:18 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/50 |