Satu fase awal kehidupan manusia adalah fase anak usia dini. Orang tua dan pendidik wajib memperhatikan dan mengupayakan pertumbuhan, perkembangan tubuh jasmani, rasionalitas, kreasi, sosial emosi, tutur kata dan komunikasi anak agar mampu berjalan dengan seimbang, proporsional dan berkualitas sehingga setiap aspek dapat berperan mencetak pribadi anak yang utuh, berkualitas, dan tumbuh secara optimal. Dalam perspektif pendidikan Islam fondasi dasar yang pertama kali dijadikan objek tema pendidikan bagi anak usia dini adalah aqidah. Berdasarkan hal itu, maka pendidikan aqidah menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap anak muslim. Di sisi lain setiap pengajar juga harus menyadari tentang pentingnya pendekatan yang digunakan dalam memberikan materipembelajaran. Maka, diperlukan metode pembelajaran yang cakap, cocok, dan sesuai dengan kebutuhan psikologi seorang anak usia dini. Memang, banyak kendala ketika materi aqidah diberikan kepada anak usia dini. Sebab, secara materi, anak usia dini belum bisa menerima teori-teori aqidah secara sempurna dan lengkap. Begitu pula secara metode, mereka belum bisa menerima materi-materi pembelajaran aqidah seperti orang dewasa. Sesuai dengan tabiatnya, anak usia dini masih memerlukan bukti kongkrit, sederhana, mudah dicerna sesuai dengan kapasitas berpikirnya, dorongan, semangat, pujian dan rangsangan dalam berpikir, bertindak dan bersikap. Mereka hanya mampu berfikir dan membayangkan tentang apa yang dapat dijangkau dengan inderanya saja. Sedangkan di sisi lain, konsep aqidah lebih banyak bersifat abstrak. Hal-hal yang bersifat ghaib tampaknya sulit untuk disampaikan kepada anak usia dini. Maka, perlu adanya metode pembelajaran yang baik dalam menyampaikan konsep aqidah kepada anak usia dini. Berdasarkan persoalan tersebut, maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mampu mentransformasikan pendidikan aqidah pada anak usia dini. Dalam menanggapi hal ini „ibrah menjawabnya dengan menawarkan pembelajaran dengan cara bercerita, mengambil keteladanan dari sosok figur, dan mengamati kejadian alam. Secara umum penggunaan metode inidilakukan dengan melalui pengamatan, pertimbangan, penyelidikan, penelitian, dan pengukuran berdasarkan nilai-nilai dan ukuran rasionalitas setiap jenjang umur manusia. Ketika hal tersebut disampaikan, daya rasionalitas peserta didik akan tergugah dan secara mudah akan menangkap nilai-nilai keteladanan dibalik objek pengamatan/kisah yang didengar dan diamati tersebut. Untuk mengimplementasikan metode„ibrah banyak pengajar yang mengalami beberapa persoalan.Oleh karena itu harus ditemukan solusinya agar metode „ibrah dapat terlaksana secara sempurna sehingga materi aqidah dapat di sampaikan dengan baik pada peserta didik. Menaggapi hal ini salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan metode „ibrah dalam menyampaikan pembelajaran akidah adalah TK Islam al Husain, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Lulusan TK Islam al Husain dikenal memiliki dasar aqidah yang baik, sehingga secara akademik, Mereka selalu mendapatkan nilai terbaik dalam mata pelajaran Akidah Akhlak di beberapa SD tempat mereka melanjutkan sekolah. Tentu hal ini menjadi sebuah nilai special tersendiri bagi para wali murid dan pemerhati pendidikan di wilayah Depok, Jawa Barat. Hal demikian menyimpulkan adanya keberhasilan dalam pembelajaran aqidah yang diterapkan para guru TK Islam al Husain. Salah satu jawaban terpenting yang menjadi bahan penelitian adalah penggunaan metode „ibrah dalam penerapan pembelajaran akidah.