Azharulloh, Azharulloh (2017) Syafaat dalam Al-Qur’an menurut Perspektif Tafsir Al-Misbah. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2017-AZHARULLOH-2014.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Kesimpulan tesis ini adalah: syafaat di akhirat menurut perspektif M. Quraish Shihab adalah sebuah keniscayaan. Konsep syafaat menurut ahl as-sunnah adalah syafaat pengangkatan siksa akan diberikan kepada sekelompok umat yang melakukan dosa besar, selain dari dosa menyekutukan Allah, sedangkan menurut mu’tazilah syafaat hanya akan diberikan kepada orang-orang mukmin yang bertaubat dan orang-orang saleh berupa pengangkatan derajat. Makna syafaat menurut M. Quraish Shihab adalah upaya untuk memohon ampunan Allah SWT melalui perantara-perantara hamba-Nya yang diberikan otoritas. Dalam ayat-ayat yang sifatnya umum dalam menafikan syafaat, cendrung ditafsirkan oleh M. Quraish Shihab dengan ayat-ayat yang bersifat lebih khusus maupun hadis-hadis nabi. Sedangkan dalam ayat-ayat yang menetapkan syafaat, yang ditekankan di dalamnya adalah masalah izin dan ridha Allah.
Perspektif Al-Qur’an mengenai syafaat menurut M. Quraish Shihab bukan bermaksud agar seseorang mengandalkan orang lain sebagai juru selamat di akhirat, dengan demikian orang-orang mukmin tetap harus menjalankan kewajibannya.
Hal menarik yang ditemukan dalam penelitian ini adalah konsep syafaat dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan dua hal, yaitu: 1) Juru selamat bagi manusia saat dalam kesulitan, 2) Rezeki/Harta benda yang biasa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
Tesis ini menemukan bahwa M. Quraish Shihab memiliki kesamaan dengan pendapat Fauzan Naif (2000) A. Baidhowi (2003), Binti Lathifah (2003) yang menyatakan keberadaan pemberi syafaat bagi sekelompok umat yang melakukan dosa besar.
Tesis ini menemukan bahwa M. Quraish Shihab berbeda dengan Fazlur Rahman (1996), Hassan Hanafi (1988), Mushthafa Mahmud (1999) yang menyatakan bahwa syafaat hanya bagi orang-orang yang bertaubat dan orang-orang saleh.
Menurut M. Quraish Shihab, ayat-ayat syafaat yang bersifat umum, dibatasi oleh ayat-ayat lain yang bersifat khusus, atau hadis shahih. Keumumannya itu lebih kepada menyesuaikan dengan konteks pembicaraan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsîr maudhû’i, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Jumardi |
Date Deposited: | 19 Aug 2021 08:50 |
Last Modified: | 19 Aug 2021 08:50 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/53 |