Ilmu ladunni merupakan pengetahuan yang diperoleh seseorang yang saleh dari Allah melalui ilham dan tanpa dipelajari lebih dahulu melalui suatu tahapan pendidikan tertentu. Karena itu pula, ilmu ladunni adalah bukan hasil dari proses pemikiran, melainkan sepenuhnya tergantung atas kehendak dan karunia Allah. Ilmu ladunni adalah Indra keenam yang diwujudkan melalui perjalanan intuisi. Pengetahuan intuisi adalah sejenis pengetahuan yang dikaruniakan Allah kepada seseorang yang dipatrikan ke dalam kalbunya sehingga tersingkap sebagian rahasia dan tampak olehnya sebagai realitas.
Ladunni dalam proses pendidikan identik dengan intuitive learning. Proses pendidikan yang dilakukan berdasarkan intuisi adalah belajar dengan tepat, cepat, dan mudah, kesulitannya sedikit sedang hasilnya sangat banyak dan mampu menyelesaikan berbagai problem.
Dalam persoalan teks, Ilmu Ladunni secara fungsional memiliki dua wilayah kerja pokok, yakni wilayah teks (objek atau internal) dan wilayah pengkaji (subjek atau eksternal). Dalam wacana tafsir, teks adalah al-Qur’an dan pengkaji adalah mufassir (dan juga pembaca).
Tesis ini juga menemukan tiga kontribusi terhadap penafsiran al- Qur’an, khususnya dalam kaitan dengan konsep ilmu ladunni, yakni: a. Mengungkap hal-hal batin (asrar) dari objek, b. Mencapai titik tertinggi dari upaya manusia dalam memahami teks dan objek, dan c. Menghindari ketidaktepatan pemahaman dan pemaknaan atas sebuah teks atau objek. Sedangkan fungsi terhadap mufassir juga ada tiga, yakni: a. Sebagai kontrol moral bagi para pelaku, b. Menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya sekaligus menampakkan keterbatasan kemampuan subjek, dan c. Ma‘rifat bi- l-lah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Filosofis, terutama Filsafat Konkrit model Skolastik yang bersifat Sintetis-Deduktif.