Disertasi ini menyimpulkan bahwa pembacaan dan penafsiran Al-Qur'an tidak bisa hanya dilakukan secara normatif-tekstual, tetapi juga dinamis-kontekstual. Hal itu di pahami dari studi disertasi ini terhadap model kisah di dalam Al-Qur'an yang jumlahnya sekitar dua pertiga dari keseluruhan ayat-ayat. Di dalam kisah tersebut, adateks Al-Qur'an yang bersifat sacral transendental dan ada nilai-nilai spiritual dan sosio moral Al-Qur'an yang bersifat universal. Namun semua itu hanyalah teks yang tidak akan berbunyi tanpa kehadiran penafsir yang pada kenyataannya memiliki kehidupan yang bersifat dinamis dan senantiasa berubah sesuai semangat zaman.
Objek penelitian disertasi ini adalah kisah Musa dan Khidir. Cara baca terhadap ayat-ayat yang memuat kisah tersebut adalah pembacaan filosofis dengan menggunakan teori keterpengaruhan sejarah dalam hermeneutika yang digagas oleh Hans George Gadamer dan dilengkapi dengan teorisemiotika. Karena itu, disertasi ini menggunakan metodologi tafsir maudhui dengan pedekatan hermeneutika dan semiotika.
Dari analisis menggunakan dua teori di atas, penulis menemukan bahwa dinamika penafisran surat Al-Kahfiayat 60-82 mengalami perkembangan. Hal itu dibuktikan dengan adanya perbedaan penafsiran di setiap masa dan juga di setiap penafsir. Perubahan tersebut tidak lepas dari dinamika pendidikan, sosial, politik, maupun budaya yang terjadi pada para penafsir dan lingkungannya yang membentuk pra-pemahaman atas penafsiran mereka. Namun demikian, dinamika penafsiran penafisran surat Al-Kahfi ayat 60-82 masih berkutat pada pendekatan tekstual dan belum
Cukup menyentuh pendekatan kontekstual. Padahal lewat pendekatan yang lebih kontekstual, makna Al-Qur'an bisa lebih membumi.
Disertasi ini mengakui pentingnya pendekatan tekstual karena bagaimanapun Al-Qur'an adalah teks. Karena itu, disertasi ini memberikan kredit penting kepada semua upaya penafsiran yang dengan tekun memahami Al-Qur'an teks per teks. Namun disertasi ini menekankan pentingnya pedekatan kontekstual untuk menemani pendekatan tekstual agar penafsiran yang Iahir lebih utuh.