Tujuan penelitian ini untuk mengungkap fenoma umat Islam merespon kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19. Pandemi Corona yang terjadi di akhir Desember 2019 di Kota Wuhan China, menjadi titik awal berubahnya aktivitas keagamaan pada umat beragama. Dalil-dalil rukhsah (pengecualian) dalam teks-teks keagamaan masyarakat Muslim pada saat wabah bermunculan. Kajian ini bersifat ulasan terhadap polarisasi umat Islam menyikapi kebijakan penanggulangan wabah pandemic covid-19. Metode yang digunakan adalah pendekatan sosiologi agama, Pendekatan ini dianggap cocok karena agama sekalipun merupakan sesuatu yang bersifat individual karena keyakinan agama bisa sangat pribadi, namun pada saat bersamaan agama juga merupakan institusi sosial. Temuan dalam penelitian ini adalah Polarisasi di tengah masyarakat terjadi pada setiap level, baik di tingkat akar rumput, intelektual dan pakar medis, agamawan, dan politisi. Polarisasi ini mendeligitimasi otoritas negara di satu sisi, dan di sisi lain merepresentasikan disintegrasi sosial yang cenderung mengarah pada konflik. Kesimpulan dari analisis ini adalah bahwa umat Islam terpolarisasi dalam menanggapi kebijakan pemerintah dan Secara umum, praktik keagamaan semasa pandemi telah banyak berubah dibanding sebelum masa pandemi, bagi bagi sebagian komunitas, praktik tersebut masih dipertahankan dengan berbagai argumentasi diskursif mereka masing-masing