Purnomo, Dwi (2021) Kematian Nabi Isa A.S. Dalam Al-Qur’An Menurut Ibnu Katsir Dan Maulana Muhammad Ali (Studi Perbandingan Tafsîr Al-Qur’an Al-‘Azhîm Dan Holy Qur’Ân Arabic Text, English Translation And Commentary By Maulana Muhammad Ali). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2021-DWI PURNOMO-2017.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Tesis ini berupaya untuk mencari perbedaan penafsiran antara Ibnu Katsir dan Maulana Muhammad Ali terkait ayat-ayat yang berkaitan dengan kematian Nabi Isa. Mulai dari peristiwa penyaliban, kematian dan kebangkitanya di akhir zaman. Penulis mengunakan teori penelitian komparatif atau perbandingan dengan mengunakan metode deskriptif analitik. Kesimpulan dari Tesis ini menemukan terjadinya perbedaan pandangan tentang kematian Nabi Isa antara Ibnu Katsir dan Maulana Muhammad Ali, mulai dari peristiwa penyaliban, kematian dan kedatanganya di akhir zaman. Perbedaan penafsiran tentang kematian Nabi Isa antara keduanya menurut penelitian penulis disebabkan metode penafsiran yang berbeda. Maulana Muhammad Ali memakai metode bi al-ra‟yi lebih mengunakan akal di dalam menafsirkan. Sedangkan Ibnu Katsir mengunkan metode bi alma’tsur yang lebih mengedepankan riwayat dibanding mengunakan akal. Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Nabi Isa benar-benar disalib namun tidak sampai mati, karena proses penyalibanya begitu cepat sehingga tidak sampai membuat beliau wafat. Adapun adanya riwayat Nabi Isa diserupakan dengan orang lain, ini tidak bisa diterima oleh akal. Terkait kematian Nabi Isa, beliau menyatakan bahwasanya Nabi Isa sudah wafat secara wajar, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Adanya pendapat yang menyatakan Nabi Isa masih hidup dan berada di langit menurut beliau diingkari oleh akal. Demikian pula dengan adanya riwayat mutawatir tentang kedatangan Nabi Isa di akhir zaman, beliau meyakini riwayat tersebut akan tetapi mentakwilkannya dengan yang datang di akhir zaman adalah seseorang yang memiliki sifat-sifat seperti Nabi Isa. Berbeda dengan Ibnu Katsir, beliau berpendapat bahwasanya Nabi Isa tidak disalib, karena diangkat oleh Allah ke langit. Terkait kewafatan Nabi Isa beliau menyatakan Nabi Isa belum wafat sampai saatnya nanti akan didatangkan kembali di akhir zaman sebagai bukti dekatnya hari kiamat. Pendapat Ibnu Katsir ini sesuai dengan riwayat-riwayat yang beliau sebutkan di dalam kitab tafsirnya. Pandangan Ibnu Katsir tentang tidak disalibnya Nabi Isa ini sejalan dengan mayoritas mufasir, diantaranya adalah Ibnu Abbas, Imam Thabari, Zamakhsyari, Baidhowi, Imam Tanthowi, Ibnu Taimiyah, Imam Suyuthi, al- Wahidy dan yang lainya. Sedangkan yang sependapat dengan Maulana Muhammad Ali tentang pembenaran penyaliban atas Nabi Isa adalah Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad. Pendapat Ibnu Katsir tentang masih hidupnya Nabi Isa dan kedatanganya di akhir zaman dengan jasad dan rohnya yang asli, sejalan dengan pendapat Ibnu Abbas, Imam Thabari, Zamakhsyari, Baidhowi, Imam Tanthowi, Ibnu Taimiyah, Imam Suyuthi, dan Wahidy. Sedangkan pendapat Maulana Muhammad Ali tentang telah wafatnya Nabi Isa dan yang datang di akhir zaman bukanlah Nabi Isa yang asli, sama dengan Buya Hamka, Rasyid Ridha, Mushthafa Abdurrahman Mahmud, dan Mahmud Syaltut.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 07 Apr 2022 08:20 |
Last Modified: | 07 Apr 2022 08:22 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/591 |