Kesimpulan dari tesis ini adalah: Buku Ajar PAI di Universitas Indonesia, memiliki relevansi dengan semangat kebangsaan sebagaimana semestinya sebuah buku ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). Namun sangat disayangkan, karena di sisi lain ternyata buku ajar tersebut tidak terlepas dari pengaruh anti kebangsaan. Semangat kebangsaan dalam buku tersebut terlihat pada beberapa konten. Tetapi sayangnya, sub judul kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai sub khusus kebangsaan justeru tidak kental kebangsaan, bahkan terasa bias. Semangat anti kebangsaan dalam buku tersebut nampak dan semakin kental, ketika Penulis buku justeru lebih condong pada khilafah dan adanya indikasi anggapan Penulis bahwa terbentuknya NKRI belum final. Terlebih, ketika Penulis menawarkan konsep masyarakat Islam dalam perspektif tokoh IM yaitu Muhammad Quthb (adik dari Sayyid Quthb), tanpa menawarkan konsep lain, agar lebih sesuai dengan semangat kebangsaan. Hal tersebut juga terjadi, ketika Penulis membahas tentang ketawhidan. Belajar dari realita buku yang telah Penulis teliti, Seyogyanya buku ajar diberikan pengawasan lebih, agar tidak tersusupi paham anti
kebangsaan. Selain itu, tolok ukur kebangsaan di dalam buku ajar juga harus diperjelas, yaitu dengan pemantapan 4 pilar kebangsaan, agar mahasiswa tidak salah langkah dalam mencintai bangsanya. Penelitian ini berpijak kepada empat pilar kehidupan berbangsa dan negara dan bertolak belakang dengan teori yang tidak menyepakatinya. Karena sejatinya hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia, harus menyepakati empat hal sebagai wadah kebersamaan, yaitu pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian ini juga menggunakan dokumentasi dan library research sebagai metode pengambilan data, dan analisis konten sebagai metode analisis data.