Kesimpulan disertasi ini ialah Penggunaan gawai berlebihan (fulsome) menyebabkan kecanduaan/adiksi digital, patologi digital/perilaku abnormal memerlukan penanggulangan untuk mencegah dan mengobatinya. Penanggulangan yang sesuai untuk permasalahan Patologi Digital salah satunya dengan pendididkan Ruhani berbasis Al Qur’an. Penelitian dalam Disertasi ini menemukan beberapa tahapan dalam Penanggulangan Patologi Digital melalui Pendidikan Ruhani, Tindakan promotif, preventif, kuratif, rehabilitasi dan terapi ruhani. Disertasi ini Sejalan dengan Hurlock, Lynn White, Jr. Nasr, Katarina, Kristiana Siste, Marva J. Dawn melalui ibadah berupaya menjalankan misi agama untuk mengubah dan menyelaraskan nilai-nilai kultur, serta mendukung untuk melakukan penanganan terhadap penderita adiksi, untuk dapat terlepas dari kegiatan yang membuatnya ketergantungan, serta pandangan Dadang Hawari, Siti Zubaidah, Bambang Irawan, Jamal Elzaky yang menyatakan intervensi spiritual dengan pengamalan ajaran agama bisa berimplikasi terhadap psikologis dan kesehatan mental/jiwa. Disertasi ini Berbeda E. M. Jellinek, Aristippus dan Creynaic School, Husnia, adiksi digital adiksi hanya bisa pulih, tidak bisa sembuh, juga berbeda dengan Mc Guire yang mengatakan bahwa penyakit mental (mental illness) sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyembuhan medis serta penyembuhan penyakit mental dengan menggunakan pendekatan agama Disertasi ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menghasilkan data yang bersifat deskriptif yang hasilnya disajikan dalam bentuk kualitatif. Selain itu, penelitian ini berbasis riset kepustakaan (library research). Data-data tersebut berupa ayat-ayat AlQur’an dan buku-buku tafsir otoritatif, serta berbagai bahan tertulis yang dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal, artikel, majalah, prosiding, website dan software yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tematik. Baik pada saat menganalisis permasalahan dari sudut pandang psikologis, maupun ketika menggunakan sumber data dari ayat-ayat Al Qur’an. Secara akademik metode ini dalam ilmu tafsir dikenal dengan tafsir maudhu’i (tematik).. Metode ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: mengaitkan antar ayat-ayat Al Qur’an dengan tema yang sedang diteliti, sehingga hal tersebut semakin menegaskan kemukjizatan Al Qur’an sebagai solusi dari berbagai permasalahan, termasuk permasalahan Patologi Digital