Aminullah, Muhammad (2022) Humanisme Religius Berbasis Budaya Qur’ani Dalam Falsafah Hidup Masyarakat Bima. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2022-MUHAMMAD AMINULLAH-2018.pdf - Accepted Version
Download (2MB)
Abstract
Falsafah maja labo dahu yang dijadikan basis dalam humanism religius tersebut, memiliki perbedaan dengan beberapa konsep budaya dan falsafah hidup masyarakat pada daerah lain. Dalam kebudayaan Bugis-Makassar, terdapat budaya siri‟ na pacce, sebagai sebuah falsafah hidup yang bersifat memberi hukuman kepada seseorang yang melanggar adat. Dalam masyarakat Lampung, terdapat falsafah hidup piil pesenggiri yang menggambarkan tentang sikap hidup dan harga diri kemanusiaan, baik secara individu maupun sosial. Secara kultural, budaya dan falsafah tersebut lahir dari ruang lingkup yang berdasarkan pada karakter dan kultur masing-masing daerah, sehingga memiliki perbedaan, baik secara kultur maupun konsep dengan falsafah maja labo dahu. Hal yang menarik dari disertasi ini adalah nilai-nilai humanism religius berbasis budaya qur‟ani tersebut tergambarkan pada ungkapan kultural Bima yang mengandung nilai-nilai universal Al-Qur’an, yaitu ungkapan renta ba lera kapoda ba ade ro karawi ba weki (iman) dan nggahi rawi pahu (takwa), konsep tentang mbolo ro dampa atau mufaka ro dampa (musyawarah) dan karawi kaboju (gotong royong), serta ungkapan tahompa ra nahu sura dou labo dana (pemeliharaan alam dan lingkungan) dan ngaha aina ngoho (larangan merusak alam).
Temuan dalam disertasi ini mendukung pandangan, Muhammad Iqbal (1971), Sayyed Hossein Nasr (1975), Marchel A. Boisard (1980), George Makdisi (1990), dalam konteks humanisme religius. Temuan disertasi ini juga mendukung pendapat Abdurrahman Wahid (2005), Aksin Wijaya (2005), dan Muhammad Taufiq (2019) tentang budaya qur‟ani. Selain itu, disertasi ini mendukung pendapat M. Hilir Ismail (2001), Anwar Hasnun (2007), Hamidsyukrie ZM (2009), dan Mukhlis (2011), yang berkaitan dengan falsafah maja labo dahu. Disertasi ini berbeda dengan pendapat dengan para tokoh humanism sekuler, yang mengabaikan sisi religius dalam humanisme, seperti Auguste Comte (1798-1857), Karl Marx (1818-1883), Herbert Spencer (1820-1903), Emile Durkheim (1858-1917), Max Weber (1864-1920), dan Sigmund Freud (1858-1939).Metode penelitian disertasi ini menggunakan metode kualitatif. Datadata dalam disertasi ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode tafsir tematik. Selain itu, terdapat juga data-data yang berkaitan langsung dengan identitas, tradisi, dan budaya masyarakat Bima yang diperoleh dari data-data lapangan. Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelitian disertasi ini, yaitu pendekatan humanisme dan budaya.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 20 Oct 2022 07:42 |
Last Modified: | 03 Apr 2024 05:55 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/660 |