Penelitian ini mengungkapkan bahwa pembentukan karakter anak berbasis nilai-nilai Al-Qur’an penting untuk dilakukan, karena dua aspek: 1) Aspek dogmatis: Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia, 2) Aspek politik: berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3 bahwa di antara tujuan pendidikan adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang beriman dan bertakwa. Dalam perspektif Islam, orang-orang yang beriman dan bertakwa akan berusaha mengamalkan isi Al-Qur’an dan memiliki karakter yang berbasis nilai-nilai Al-Qur’an. Karakter berbasis nilai-nilai Al-Qur’an terbagi menjadi dua: 1) Karakter yang berkaitan dengan hablum minallah, terdiri dari: awwah (banyak memohon rahmat/kasih sayang); munib (bertaubat dan kembali kepada Allah swt.); muhsin (orang yang merasakan kehadiran dan kebersamaan dengan Allah swt.); mu’min (orang yang stabil keimanannya); qanit (orang yang senantiasa taat dan tunduk kepada Allah swt.); hanif (yang selalu cenderung kepada kebenaran); lam yaku min al-musyrikin (tidak pernah menyekutukan Allah swt.); syukur (senantiasa mensyukuri nikmat Allah swt.); istighfar (memohon ampunan); muslim (menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt.); khalil (kesayangan Allah swt.); muqin (sangat mantap keyakinannya keyakinan terhadap akhirat, ketenangan hati); tawakkal (berserah diri kepada Allah swt.); monoteisme; ikhlas; ridha; takwa; taubat; sabar; dan al-mutathahhirin dan al-muththahhirin (orang-orang yang selalu membersihkan dan mensucikan dirinya); 2) Karakter yang berkaitan dengan hablum minannas, terdiri dari: mufi (orang yang menyempurnakan janji); halim (kesabaran dan murah hati); ummah (pemimpin yang sangat perlu diteladani); shiddiq (jujur); tabligh (menyampaikan); amanah (dapat dipercaya); fathanah (cerdas); istiqamah; tolong-menolong; dermawan; toleransi; disiplin; kerja keras (mujahadah); kreatif; mandiri; demokratis; rasa ingin tahu; semangat kebangsaan; cinta tanah air; menghargai prestasi; bersahabat (komunikatif); cinta damai; gemar membaca; peduli lingkungan; peduli sosial; tanggung jawab; dan muhasabah (introspeksi diri). Perkembangan karakter anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan kepemimpinan orang tua merupakan bagian darinya. Terdapat lima cara bagi orang tua dalam membentuk karakter anak, yaitu: mendisiplinkan secara ketat; pemberian hukuman yang efektif; pendampingan penggunaan media non cetak (televisi dan internet); pendampingan penggunaan media cetak buku; dan modelling (keteladanan). Terdapat empat indikator pembentukan karakter berbasis nilai-nilai Al-Qur’an, yaitu: al-khaririyyah al-muthlaqah (kebaikannya bersifat mutlak); as-shalahiyyah al-‘ammah (kebaikannyabersifat menyeluruh); al-ilzam al-mustajab (implementasinya bersifat wajib); dan ar-raqabah al-muhithah (pengawasan menyeluruh dengan melibatkan Allah swt. dan manusia lainnya). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang proses penyimpulan datanya bertumpu pada kajian dan studi literatur. Jenis penelitian ini adalah library reseach dengan pendekatan filosofis untuk melihat bahwa nilai-nilai pembentukan karakter anak yang terkandung di dalam Al-Qur’an dapat dibumikan dalam dataran operasional.