Ratoni, Ratoni (2021) Peradaban Manusia Dalam Al-Qur’an Studi Analisis Nilai Keimanan Sebagai Pilar Utama Peradaban Dalam Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2022-RATONI-2016.pdf - Accepted Version
Download (2MB)
Abstract
Kesimpulan dari disertasi ini adalah bahwa nilai-nilai keimanan yang merupakan pilar utama peradaban dalam Al-Qur’an telah terbukti dalam kancah kehidupan umat manusia sebagai icon utama perubahan. Peralihan masa yang dikenal dengan masa jahiliah menuju masa Islamiyah adalah bukti nyata akan hal tersebut. Keimanan atau keyakinan yang menjadi icon perubahan besar ini telah merubah mindset masyarakat jahiliah. Keimanan yang merupakan landasan hidup pada tataran aplikasi diturunkan menjadi seperangkat nilai-nilai kehidupan yang menjadi standar perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai pilar utama peradaban, kehadiran nilai-nilai keimanan ini dapat menentukan eksisnya suatu peradaban, nihilnya nilai-nilai ini dalam kehidupan bisa berakibat pada kehancuran. Dalam konteks kehancuran peradaban dalam Al-Qur’an sebagai akibat dari penyimpangan nilai-nilai keimanan, ditemukan hal-hal berikut, pertama kehancuran umat terdahulu bukan karena faktor alam yang melatarbelakanginya, namun karena penyimpangan yang mereka lakukan, alam dijadikan sebagai media untuk menghukum mereka yang menyimpang, kedua penyimpangan tersebut terjadi dalam skala yang masif dan mayoritas, bukan kelompok kecil atau segelintir orang yang melakukan penyimpangan, ketiga kehancuran mereka selalu didahului dengan peringatan dari para Nabi yang tidak diindahkan ajaran-ajarannya disertai dengan sikap perlawanan dan kesombongan. Hadirnya nilai-nilai keimanan dalam kehidupan selalu berkonsekwensi pada tumbuh dan berkembangnya suatu peradaban, sebab pada hakekatnya pengamalan nilai-nilai keimanan secara komprehenshif memberikan dorongan kuat pada pengembangan aspek-aspek kehidupan, baik material maupun spiritual. Penelitian ini sejalan dengan pemikiran Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi (W.2013 M), Malik bin Nabi (W.1973 M), Sayyid Quthb (W.1966 M) dan Yusuf al-Qaradhawi (1995) yang menekankan aspek keimanan sebagai suatu hal yang fundamental di dalam kehidupan. Sebaliknya, penelitian ini bertolak belakang secara diametral dengan beberapa pemikir diantaranya: 1) Ludwig Feuerbach (1804 – 1872), yang pernah menyatakan bahwa yang absolut bukanlah Tuhan melainkan alam atau nature. Ia menyebut dimensi ketuhanan dan seluruh dunia keagamaan merupakan dunia khayalan, tuhan merupakan ilusi tertinggi manusia, sedangkan dunia realita hanyalah dunia kebendaan atau materi itu sendiri. 2) Freidrich Nietzsche (1844 – 1900) yang dengan terang-terangan mengatakan bahwa tuhan telah membusuk dan telah mati. Dua tokoh ini secara terangterangan menolak keberadaan Tuhan, sehingga berbicara tentang keimanan bagi mereka tidak ada relevansinya. 3) G.W. Leibniz (1646-1716)menyatakan, bahwa agama adalah urusan perorangan (individu) saja, tidak boleh mencampuri urusan-urusan negara. 4) J.J. Rousseau (1712-1778) yang berpendapat, bahwa agama harus dipisahkan dengan urusan-urusan dunia termasuk dunia pendidikan, karena keduanya adalah dua hal yang saling bertentangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan tafsir maudhũ’î, sedangkan jenis penelitian yang dipakai oleh penulis adalah penelitian kepustakaan (library research), sehingga teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara mengumpulkan data baik primer maupun sukender, kemudian penulis melakukan pengolahan data secara deskritif-analitik. Teknik analisa data yang penulis gunakan adalah kajian isi yaitu suatu analisis data yang sistematis dan obyektif
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 27 Oct 2022 04:00 |
Last Modified: | 27 Oct 2022 04:00 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/670 |