Kesimpulan tesis ini adalah: keluarga harmonis perspektif Tafsir Al-Azhar, pada penelitian ini penulis mendukung konsep keharmonisan di dalam keluarga, hal tersebut merupakan sebuah isyarat yang kuat di dalam Al-Qur.an. Fungsi keluarga menurut Tafsir Al-Azhar untuk memperoleh ketentraman (sakinah) di antara keduanya laki-laki dan perempuan, yaitu dapat menjalani rumah tangga yang harmonis, serta untuk menemukan ketenangan dalam memadu cinta kasih (mawaddah wara.mah).
Berkaitan dengan penelitian ini, ada beberapa poin yang bisa dilihat dalam membangun idealitas keluarga harmonis perspektif Tafsir Al-Azhar, yaitu: 1) membangun sebuah prinsip berpasangan dan berkesalingan/zawaj Surat Ar-Rum/30: 21, di dalam keluarga harus ada ikatan mawaddah wara.mah agar menjadi keluarga yang harmonis. 2) menjaga keluarga dari hal negatifsme, isyarat ini ditunjukkan di dalam Surat At-Tahrim/66: 6 agar saling menjaga satu sama lain. 3) berdoa kepada Tuhan agar mendapat pendamping dan keturunan (qurrota a.yun) Surat Al-Furqan/25: 74. Ikatan do.a ini, merupakan sebuah pengharapan orang tua untuk mendapatkan ikatan keluarga yang harmoni. 4) membiasakan untuk saling berembuk bersama/musyawarah dan perilaku saling memberi kenyamanan atau kerelaan/taradhin pesan ini ada di dalam Surat Al-Baqarah/2: 233. 5) komitmen pada ikatan janji yang kokoh/mitsaqan ghalizhan Surat An-Nisa/4:21.
Ada hal menarik dari Tafsir Al-Azhar yang berkaitan dengan pencegahan keluarga yang tidak harmonis, antara lain, Pertama, untuk mengatasi kemelut rumah tangga Surat An-Nisa/4: 34-35. Kedua, interaksi harmonis orang tua kepada anak Surat at-Tur/52: 21. Ketiga, solusi kemelut KDRT, dalam ketidakharmonisan keluarga Surat An-Nisa/4: 128. Keempat, membangun relasi kesalingan suami istri Surat An-Nisa/4:124.
Tesis ini mempunyai kesamaan pendapat dengan Huzaemah T. Yanggo, M. Quraish Shihab, Faqihuddin Abdul Kodir, yang mengatakan bahwa fungsi keluarga adalah untuk mencapai keharmonisan yaitu membentuk keluarga ideal (sakinah mawaddah wara.mah).
Penelitian ini menggunakan model penafsiran maudhu.i yaitu model penafsiran alternatif memiliki kebebasan untuk mengekspresikan segala kemampuan interpretasinya, berikut keterlibatan kondisi sosial kontemporernya tanpa harus terjatuh di dalam subjektivitas penafsiran, sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.