Kesimpulan dari disertasi ini adalah bahwa setiap ayat yang memiliki perbedaan qirâ’at menunjukkan ada-nya indikasi bahwa ia memiliki makna yang berbeda pula, baik dari segi kata maupun susunan kalimat. Ragam qirâ’at berkontribusi dalam mengungkap hal-hal yang dimaksudkan oleh ayat-ayat yang terkait relasi gender sehingga dapat membantu dalam memahami kandungan ayat secara tematik dan kontekstual terhadap persoalan ketimpangan gender. Ayat-ayat tentang relasi gender yang terdapat perbedaan qirâ’at memberikan pengaruh positif terhadap penafsiran al-Qur’ân. Pengaruh tersebut tidak ada yang bersifat kontradiksi melainkan “pilihan hukum” yang dapat dipakai sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. Disertasi ini memiliki kesamaan dengan Hasanuddin AF. (1994), Muhammad al-Habsy (1999), Syar’i Sumin (1998), Muhammad Alaika Nashrullah 2011), Siti Khodijah (2015), Ahmad Fathoni (2011), Nasaruddin Umar (1999), Anshari (2006), Zaitunah Subhan (1998) yang kesemuanya memiliki kesamaan pendapat bahwa beberapa ayat yang memiliki perbedaan qirâ’at berimplikasi terhadap perbedaan penafsiran. Perbedaan kajian ini dengan para tokoh di atas terdapat pada focus kajian yang peneliti kaji, yaitu kajian tentang ragam qirâ’at yang berimplikasi terhadap penafsiran relasi gender, sementara tidak ada satupun dari mereka yang mengkaji secara khusus tentang ayat-ayat yang memiliki perbedaan qirâ’at yang berimplikasi terhadap penafsiran relasi gender. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode penafsiran maudhu’i, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui library research. Tahapan dalam penelitian ini melalui tiga tahap, yaitu membaca dan menelusuri literatur-literatur (primer atau sekunder), kemudian menganalisis data tersebut dengan kerangka berfikir deskriptif analitis, yang pada akhirnya diperoleh kesimpulan sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian