repository ptiq

Pendidikan Spiritual dalam Pembentukan Karakter Siswa Perspektif Al-Qur’an

Musthofa, Musthofa (2019) Pendidikan Spiritual dalam Pembentukan Karakter Siswa Perspektif Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Pendidikan Spiritual dalam Pembentukan Karakter Siswa Perspektif Al-Qur’an] Text (Pendidikan Spiritual dalam Pembentukan Karakter Siswa Perspektif Al-Qur’an)
2019-Musthofa_2015.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Kesimpulan disertasi ini adalah pendidikan spiritual dalam pendidikan pembentukan karakter perspektif al-Qur’an mengusung paradigma pendidikan holistik. Hal ini berdasarkan isyarat pendidikan spiritual dalam pendidikan karakter perspektif al-Qur’an paradigma bahwa, manusia mempunyai enam unsur totalitas pribadi yang holistik meliputi: (1) unsur jismiah (fisik dan biologis); (2) unsur nafsiah (psikis); (3) Unsur ruhaniah (spiritual- transendental); (4) unsur sosial; (5) unsur kultural; dan (6) lingkungan. Pendidikan spiritual dan pendidikan karakter terintegrasi dengan keseluruhan unsur tersebut, agar dapat membentuk manusia yang berakhlak dan bermanfaat bagi sesama manusia dan lingkungannya.
Pendidikan spiritual dalam pendidikan pembentukan karakter perspektif al-Qur’an memaparkan beberapa temuan diantaranya: deskripsi al-Qur’an tentang pendidikan spiritual dibangun atas fondasi berbakti kepada Allah; adab membaca al-Qur’an; melaksanakan perintah dan larangan-Nya; bertaubat (kembali ke jalan yang benar; dan ingat Kepada Allah. Sedangkan dampak pendidikan spiritual dalam membentuk karakter dapat terlihat dalam bentuk memberikan kesadaran teologis, membentuk pribadi taat kepada Allah, membentuk pribadi saling menghormati, dan membentuk pribadi yang pemaaf.
Disertasi ini mempuyai kesamaan pendapat dengan Ratna Megawangi (1998); Ahmad Zahro (8102); Wahbah Zuhaili (W. 2015); M. Quraish Shihab (1998); Buya Hamka (W. 1981); Nur Kholik Ridwan (1977); M. Yuyuf al- Qardhawi (W. 1926); Ki Hadjar Dewantoro (W. 1961); yang menyatakan bahwa anak sejak lahir telah memiliki potensi yang berupa bawaan yang harus dikembangkan sesuai dengan potensinya secara konseptual memerlukan metode dan sarana pendidikan.
Disertasi ini memiliki perbedaan pendapat dengan Jhon Locke (W.1704) Muhamad Sulhan (2012), Shinji Nabira (2007), dan Muhtadi Muthahari (W. 1979) yang menyatakan bahwa ketika dilahirkan anak tidak memiliki potensi, seperti kertas kosong yang dikenal konsep tabularasa. Pandangan kedua tokoh ini berbeda dengan pandangan al-Qur’an yang menjadi dasar argumentasi penulis bahwa, pada dasarnya sejak dalam kandungan manusia memiliki beberapa potensi, seperti potensi spiritual dan potensi mendengar karena bayi mampu merespon apa yang didengar (Q.S. al-Baqarah [2]: 129).
Penelitian ini bercorak dalam penelitian pustaka (library research). Alasannya, obyek penelitian ini adalah menggunakan teks al-Qur’an yang merupakan membentuk kajian pustaka. Oleh sebab itu, penelitian ini masuk
dalam jenis penelitian kualitatif.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: 100. Filsafat dan Psikologi > 155. Psikologi Diferensial dan Psikologi Perkembangan > 155.2. Psikologi Individual, Karakter
200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Andi Jumardi
Date Deposited: 20 Aug 2021 05:43
Last Modified: 20 Aug 2021 05:43
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/70

Actions (login required)

View Item
View Item