PURWANTI, RIRIN (2022) KEPEMIMPINAN WANITA DALAM PANDANGAN ABDUR RAUF AS-SINGKILI TAFSIR SURAH AN NAML AYAT 29-35. Undergraduate thesis, INSTITUT PTIQ JAKARTA.
Skripsi Ririn Sudah direvisi - Ririn Purwanti_compressed.pdf - Accepted Version
Download (969kB)
Abstract
Kepemimpinan wanita masih menjadi kontroversi dalam dunia Islam
akibat mengakarnya budaya patriarki yang menempatkan laki-laki pada posisi
superior dan wanita pada inferior. Kondisi ini diperpuruk oleh teks-teks klasik
yang menjadi legitimasi dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan
peran keduanya sehingga wanita tidak mempunyai tempat dalam ranah publik
karena wilayah tersebut hanya milik laki-laki, wanita terdoktrin hanya boleh
diwilayah domestik untuk melaksanakan kodratnya sebagai wanita yang
mengurus rumah tangga dan anak-anaknya. Disisi lain anggapan bahwa wanita
lebih mengedepankan emosi daripada nalar dan akalnya tidak setajam laki-laki
membuat ia tidak layak menjadi pemimpin.
Berangkat dari permasalah tersebut penulis ingin meneliti lebih dalam
tentang kepemimpinan wanita dari perspektif Abdur Rauf as-Singkili dengan
mengkhususkan surah an-Naml ayat 29-35. Penulis ingin melihat bagaimana
pandangan as-Singkili terhadap ayat ini dan mengapa ia membolehkan wanita
menjadi pemimpin ditengah-tengah zaman yang masih kental dengan budaya
patriarki. Metodologi yang dipakai dalam menganalisis masalah ini adalah
tahlili komparasi karena mengangkat surah dan ayat khusus kemudian dalam
pemaparannya penulis membandingkan dan mengangkat pendapat lain
(mengkomparasikan) untuk memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap
kajian kepemimpinan wanita.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita boleh menjadi
pemimpin dengan landasan surah an-Naml ayat 29-35. Ayat tersebut berisi
tentang kepemimpinan Ratu Balqis yang mendapatkan julukan negrinya
sebagai “Baldatun Toyyibah”. Tentu ayat ini bukan hanya berisi informasi
kejadian masa dahulu di kerajaan Ratu Balqis tapi bagaimana manusia bisa
mengambil contoh dan pelajaran dari kisah tersebut. Selanjutnya Abdur Rauf
as-Singkili membolehkan wanita menjadi pemimpin karena ia tidak
mencantumkan laki-laki sebagai syarat kepemimpinan. Kemudian dalam surah
an-Naml ayat 29-35 terdapat nilai-nilai kepemimpinan Ratu Balqis yang ingin
Allah sampaikan melalui sosok seorang wanita. Dalam ayat inilah kita
dapatkan pemahaman bahwa apabila wanita tidak boleh menjadi pemimpin
lalu untuk apa Allah memuji kepemimpinan Ratu Balqis dan
mengabadikannya dalam al-Qur’an. Tentunya maksud dan hikmah daripada
ayat tersebut adalah pemimpin bukan soal laki-laki atau perempuan, tapi
pemimpin adalah yang mampu membawa rakyatnya kepada kesejahteraan dan
kemakmuran dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kepemimpinan yang luhur.
Penelitian tentang kepemimpinan wanita perspektif Abdur Rauf as-Singkili ini
terbatas pada surah an-Naml ayat 29-35 karena itu masih terbuka pada
penelitian selanjutnya untuk mengkaji ayat-ayat lain terkait kepemimpinan
wanita.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Syaiful Arief |
Date Deposited: | 18 Nov 2022 06:24 |
Last Modified: | 18 Nov 2022 06:24 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/746 |