repository ptiq

PENERAPAN KAIDAH NASKH MANSÛKH DALAM TAFSIR AL-AZHAR

Shodiq, Ja’far (2021) PENERAPAN KAIDAH NASKH MANSÛKH DALAM TAFSIR AL-AZHAR. Undergraduate thesis, INSTITUT PTIQ JAKARTA.

[thumbnail of PENERAPAN KAIDAH NASKH MANSÛKH DALAM TAFSIR AL-AZHAR] Text (PENERAPAN KAIDAH NASKH MANSÛKH DALAM TAFSIR AL-AZHAR)
SKRIPSI_BUKU - Ja'far Shodiq.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Naskh mansûkh merupakan salah satu ilmu dari beberapa ilmu al-
Quran yang dapat dijadikan sebagai alat untuk memahami pesan-pesan

wahyu Al-Quran. Naskh mansûkh merupakan salah satu kajian yang sudah
lama menjadi bahan perbincangan para ulama terdahulu. Akan tetapi,
pembahasan terkait naskh mansûkh ini masih menyisakan problem oleh
sebagian ulama lain sehingga terdapat pro-kontra dalam menanggapi naskh
mansûkh itu sendiri. Selain problem pemahaman atas makna naskh,
sebenarnya masih ada lagi problem yang oleh sementara ulama masih
mempertanyakan akan “keberadaan” naskh mansûkh dalam Al-Quran.
Sebagian besar (jumhur) ulama meyakini adanya naskh dalam Al-Quran
sementara sebagian kecil lainnya masih mempertanyakan keberadaanya.
Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Penerapan Kaidah
Naskh Mansûkh Dalam Tafsir Al-Azhar”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perspektif Hamka terhadap konsep Naskh Mansûkh
dalam al-Quran. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Library Research, yakni mengumpulkan data-data yang
bersumber dari literature yang berkaitan dengan tema penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hamka menolak dengan tegas
adanya naskh mansukh di dalam al-Quran. Hamka mengatakan bahwa
didalam al-Quran tidak patut ada ayat yang terkena hukum naskh dan yang
dimaksud dengan naskh sebenarnya ialah takhshīsh. Beliau mengatakan
demikan, untuk menghindari pendirian membatalkan sesuatu hukum yang

telah diturunkan Allah. Berbeda dengan al-Quran, Sunnah boleh din-
naskh-kan karena sunnah itu syariat yang sebagianya datang untuk kondisi

saat itu saja, lalu di-naskh-kan dengan sunnah yang datang sesudahnya.
Dan mengingat kebanyakan kandungan Al-Quran bersifat kulliyāt bukan
juzy-khās. Hukum-hukum di dalamnya diterangkan secara ijmāly bukan
secara tafshīly. Maka dengan memperhatikan dasar-dasar ini, seharusnya
tidak ada ayat yang di-naskh-kan dalam al-Quran.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran dan Tafsir
Depositing User: Syaiful Arief
Date Deposited: 18 Nov 2022 06:38
Last Modified: 18 Nov 2022 06:38
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/748

Actions (login required)

View Item
View Item