Peran keluarga dalam pendidikan anak merupakan awal pembentukan
pondasi bagi anak menuju kedewasaan. Keluarga sangat penting perannya bagi anak

terutama dalam segi pendidikan. Dari keluarga anak pertama kali mempelajari nilai-
nilai sosial dan norma, bahkan anak akan berfikir baik maupun buruk tergantung dari

didikan keluarganya. Meski demikian, yang seharusnya keluarga menjadi pendidik,
pelindung bagi anak tak jarang ditemukan perlakuan keluarga terhadap anak memicu
terjadinya kekerasan. Perlakuan keras yang terjadi salah satunya disebabkan
kurangnya pengetahuan dan wawasan ilmu. Inilah yang dikhawatirkan karena anak
memiliki hak merdeka untuk perkembangan jiwanya. Sebagaimana yang tertuang
dalam al-Qurán surat at-Tahrim ayat 6, bahwa posisi keluarga mempunyai tanggung
jawab yang sangat besar untuk menjaga, melindungi, mendidik anak dan
keanggotaan keluarganya. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui makna pendidikan anak seperti apakah yang terkandung dalam al-
Qurán surat Luqman ayat 12 sampai 19 dan bagaimana implementasinya didalam

keluarga yang bisa menjadi solusi orang tua zaman modern saat ini.
Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara pustaka
(library research) yaitu dengan menggunakan metode pengaplikasian tafsir tahili
yaitu metode yang menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan meneliti aspeknya dan
menyingkap seluruh maksudnya, mulai dari uraian makna kosa kata, makna kalimat,
maksud setiap ungkapan, kaitan antar pemisah (munasabat), dengan bantuan asbab
an-nuzul, riwayat-riwayat yang berasal dari Nabi saw., sahabat dan tabi’in. Prosedur
ini dilakukan dengan mengikuti susunan mushaf, ayat perayat dan surat persurat.
Kemudian setelah dilakukan penelitian dari al-Qur’an surat Luqman ayat 12-
19 yang membahas tentang peran keluarga dalam pendidikan anak, dapat
disimpulkan bahwasanya pada ayat tersebut membawa pesan makna pendidikan
untuk membentuk manusia yang beriman, berislam dan berakhlaq. Hal ini dapat
dipahami bahwa pendidikan yang diterapkan Luqman Al-Hakim pada mulanya
membentuk anak didik agar tidak menyekutukan Allah, kedua membentuk anak
didik sesuai syariat Islam yakni menata aspek kehidupan manusia mengikuti ajaran
Rasulullah saw., dan ketiga mendidik anak untuk berakhlaq yakni mencetak tingkah
laku manusia yang baik sehingga berperilaku terpuji.