Hewan adalah bagian dari mahluk yang diciptakan Allah SWT untuk
memenuhi kebutuhan manusia, dan merupakan kelompok terbesar dengan jutaan
jenis populasi. Al-Qur’an menyebut hewan tidak kurang dari dua ratusan kali
pengulangan dengan penyebutan yang berbeda-beda, ada penyebutan secara umum
dengan istilah jenisnya, seperti al-An’a>m (hewan ternak), al-Da>bbah (hewan melata),
dan ada penyebutan secara khusus, langsung pada namanya, seperti al-Ba’u>d}ah
(nyamuk), al-Baqar (sapi), al-Naml (semut), dan masih banyak nama lainnya.
Sekalipun hewan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, Islam membatasi
hanya yang halal yang diperbolehkan untuk dikonsumsi, karena ada efek baik
terhadap individu yang mengkonsumsinya. Maka pemahaman tentang hewan halal
dan haram menurut al-Qur’an sangat urgen untuk diketahui.
Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yang bersifat
kepustakaan (Library Research), dengan berupaya menjelaskan sejelas-jelasnya
dengan berdasarkan referensi pustaka, objektif dan analitis dari penafsiran Thanthawi
Jawhari dalam tafsir al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m.
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa hewan halal dan haram dijelaskan
secara rinci dalam al-Qur’an. Secara khusus penjelasan hewan haram berada dalam
QS. Al-Ma>idah [5]: 3, yang di dalamnya dijelaskan hewan yang diharamkan
berdasarkan zatiahnya dan berdasarkan sebab yang melatar belakanginya. Thanthawi
Jawhari dalam menjelaskan ayat mengenai hukum halal dan haram hewan tidak
begitu dominan dengan corak Ilmi, dan lebih banyak mengungkapkan Hukum halal
dan haram dengan pendapat para ulama fiqih, kendati demikian dalam
menggambarkan corak Ilmi, Thanthawi Jawhari memberikan penjelasan lebih luas
dengan mencantumkan hewan-hewan dengan kisah, kriteria, setatus, dan manfaat
atas diciptakannya.