An-Nasafi (wafat:701), Abu al-Hasan al-Bakri (wafat: 925 H),
Jalaluddin al-Mahalli (wafat: 864 H), Abu ath-Thayyib al-Qinnauji (wafat:
1307 H), asy-Syaukani (wafat: 1250 H), Muqatil bin Sulaiman (wafat: 150

H), Abdurrahman Ibn Kisan (wafat: 225 H), Al-Qurthubi (wafat: 671 H), Al-
Mawardi (wafat: 450 H), Ibnu ‘Athiyah (wafat: 541H), Al-Khatib asy-
Syarbini (wafat: 977 H), al-Khazin (wafat: 725 H), Al-Qusyairi (Wafat:465

H), Ibnu ‘Illan ash-Shiddiqi (wafat: 1057 H), ats-Tsa’alibi (W. 875 H), Abu
al-Hayyan al-Garnathi (wafat: 754 H), Abdul Qahir al-Bagdadi (wafat: 429
H), Abi Abdillah ash-Shanhâji (wafat: 795 H), Najamuddin al-Gaithi (wafat:
982 H), mufassir tersebut mereka semua berpendapat bahwa Bumi berbentuk
datar.
Teori tentang Bumi datar telah diyakini oleh banyak budaya di seluruh
dunia, termasuk budaya Mesir kuno, Babilonia, China kuno hingga beberapa
ratus tahun terakhir. Perbedaan pendapat mengenai bentuk Bumi tidak
semata-mata di kalangan ilmuan saja melain juga terdapat pada para mufassir,
ada mufassir yang berpendapat bahwa Bumi berbentuk Bulat dan ada pula
yang berpendapat bahwa Bumi berbentuk datar.
Dari uraian di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji dan meneliti
secara lebih mendalam dan serius, selain rasa penasaran penulis tentang
kebenaran teori flat earth yang kembali muncul belakangan ini dengan
metode tafsir maudhui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan para mufassir
tentang bentuk Bumi melalui term-term bentuk Bumi dalam al-Qur’an yaitu
menggunakan dengan مدّ, فراشا سطحت, دحاها, بساطا, مهادا. طحاها
metode kualitatif dengan jenis studi pustaka melalui pendekatan sains.
Adapun temuan dari penelitian ini yaitu salah apabila ada orang yang
mengatakan bahwa ulama sepakat mengatakan bentuk Bumi adalah bulat.
Dikarenakan tidak sedikit mufassir yang berpendat bahwa Bumi berbentuk
datar.