Manusia pada umumnya menganggap dosa yang dilakukannya sebagai
perbuatan keji. Namun, ini adalah "kontradiksi" yang tidak dapat manusia hindari
bahkan ketika dosa diketahui perbuatan tercela. Banyak faktor yang mempengaruhi
sulitnya manusia untuk terhindar dari perbuatan dosa. Dalam Al-Qur'an dijelaskan
bahwa salah satu alasan perbuatan dosa adalah godaan setan yang menimpa
manusia. Lebih jauh lagi, manusia suka mengikuti hawa nafsunya hingga lupa pada
Tuhannya. Kemegahan kehidupan modern, dan kecintaan manusia pada kehidupan
hedonistik, turut mempengaruhi terjadinya perilaku maksiat. Terlepas dari kenyataan
bahwa "menurut Al-Qur'an," perilaku kriminal memiliki efek negatif, tidak hanya
pada "individu bermasalah", tetapi juga pada kehidupan sosial.
Kata azab diambil dari bahasa Arab, dari bentuk kata benda atau isim
masdar, yaitu “azab” yang berarti siksaan. Berdasarkan tujuannya, azab adalah
targib (ancaman). Sedangkan menurut fungsinya, azab adalah hukuman atau akibat
bagi orang-orang kafir karena perlawanan dan ketidaktaatan mereka kepada Allah
dan Rasul-Nya. Azab bersifat kolektif, objeknya adalah kelompok atau golongan,
yaitu tidak ditujukan kepada individu. Ada dua bentuk hukuman, yang pertama
adalah hukuman duniawi, yang dibagi menjadi dua kategori: psikologis (ketakutan,
kehinaan, penghinaan) dan fisik (menangkap, membunuh). Kedua, azab di akhirat
atau eskatologis. Bentuk azab bersifat abstrak dan gaib, seperti perhitungan yang
ketat, azab yang pedih, azab yang mengerikan dan azab neraka.