Perpaduan gerakan, ucapan dan kekhususan hadirnya hati hanya untuk Allah
yang diistilahkan dengan nama salat merupakan magnet terbesar untuk
memenuhi kriteria seorang hamba dalam prinsip agama Islam. Namun pada
kenyataannya, terbentuknya syariat salat tidak begitu saja diperintahkan.
Dalam perjalanannya, sangat kental bagaimana dialektika antara syariat salat
dengan situasi dan kondisi masyarakat Arab saat itu terwujud. Bahkan bisa
dikatakan adanya perintah salat tidak lepas dari tradisi, adat dan budaya
masyarakat Arab sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya agama Islam.
Isyarat-isyarat perintah salat dalam al-Qur’an menjadi titik awal untuk lebih
dalam menggali bagaimana suasana saat ayat itu diturunkan. Tentu saja Islam
tidak hadir pada ruang hampa, maka menelusuri tradisi serta beragam
kepercayaan dan ekspresi keberagamaan masyarakat Arab saat itu akan menjadi
titik temu tentang bagaimana syariat salat terbentuk hingga menjadi sebuah
lembaga yang mapan ke depannya. Adapun metodologi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah penelitian dengan metodologi kualitatif, yaitu metode
yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap
suatu masalah. Sample data yang diramu adalah data kepustakaan (library
research) yaitu data yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Sehingga
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan terkait dari mana data-data
tersebut diambil.