Disertasi ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional di madrasah berbasis Al-Qur‘an adalah sebuah kepemimpinan profetik yang mengacu pada sifat-sifat kenabian untuk membimbing, menggerakkan, dan memotivasi bawahan untuk berprestasi. Kesimpulan ini terbangun dari diintegrasikannya teori transforming leadership dan teori organizational culture, sehingga dimensi individual influence menghasilkan keteladanan, inspirational motivation menghasilkan motivasi, intellectual stimulation menghasilkan musyawarah untuk menggali ide dari setiap anggota dan individual consideration menghasilkan sebuah jalinan komunikasi dua arah bersifat emosional. Keempat dimensi ini kemudian menjadi pendekatan yang tidak saja bersifat sosiologis tetapi juga teologis Kesimpulan yang terbangun dari disertasi ini merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan argumen model kepemimpinan transformasional perspektif Matthew Anderson (2017), yang berasusmsi bahwa model kepemimpinan transformasional dapat menjadi solusi dari lemahnya kinerja organisasi sekaligus menjadi sebuah solusi atas problematika di lembaga pendidikan yang hanya didasarkan pada pendekatan intelektual. Selanjutnya disertasi ini mendukung Danah Dzohar dan Ian Marshal (2000), James MacGregor Burns (1978), Wilfred R. Bion (1975), Daniel Goleman (1997), Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury (2006), Ary Ginanjar (2001), yang menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional harus diimplementasikan dimulai dari diri sendiri kemudian memberikan keteladanan sehingga terjalin komunikasi yang efektif antara pemimpin dan bawahan yang tidak saja bersifat sosiologis tetapi juga harus didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang dimulai sejak bulan November 2020 sampai dengan bulan Desember 2021. Sumber utama disertasi ini adalah buku, jurnal, artikel online yang didominasi pada pembahasan tentang kepeminmpinan yang kemudian di lakukan restatement dengan term-term kepemimpinan dalam Al-Qur‘an. Setiap ayat Al-Qur‘an yang dirujuk dianalisis melalui metode tafsir maudhu‘i dengan menjadikan kitab tafsir Al-Misbah karangan M. Quraish Shihab sebagai kitab tafsir utama yang didukung dengan beberapa kitab tafsir lainnya. Melalui metode content analyisis, narasi-narasi yang terbangun tidak saja didasarkan pada pandangan satu pihak, tetapi telaahnya dilakukan berdasarkan dari berbagai bangunan teori terkait dan bagaimana pandangan Al-Qur‘an terhadapnya. Sebuah perspektif yang mendudukan integrasi gaya kepemimpinan, budaya, Al-Qur‘an sebagai bahan dasar dalam mengelola lembaga Pendidikan.