repository ptiq

RUH DAN NAFS DALAM PANDANGAN MUFASSIR KONTEMPORER ANALISIS TAFSIR MUTAWALLI ASY’SYA’ROWI

ALI, MUHAMAD ILYAS (2021) RUH DAN NAFS DALAM PANDANGAN MUFASSIR KONTEMPORER ANALISIS TAFSIR MUTAWALLI ASY’SYA’ROWI. Undergraduate thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of RUH DAN NAFS DALAM PANDANGAN MUFASSIR KONTEMPORER ANALISIS TAFSIR MUTAWALLI ASY’SYA’ROWI] Text (RUH DAN NAFS DALAM PANDANGAN MUFASSIR KONTEMPORER ANALISIS TAFSIR MUTAWALLI ASY’SYA’ROWI)
Final_Skripsi_(Muhamad_Ilyas_Ali) end.pdf - Accepted Version

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
makna ruh dan nafs (jiwa) menurut Mutawalli asy Sya’rawi. Di dalam
al Qur’an dijelaskan bahwa ruh itu memiliki berbagai makna. Ada
yang bermakna ruh yang menjadikan makhluk dapat hidup dan
bergerak, ada yang bermakna malaikat (Jibril) dan ada yang bermakna
wahyu (al Qur’an). Di dalam al Qur’an, kata ruh diulang sebanyak 24
kali, masing-masing terdapat dalam 19 surat yang tersebat dalam 21
ayat. Amin Abdul Samad mengatakan dalam karyanya yang berjudul
Memahami Shalat Khusyu’, bahwasanya kata ruh tersebut di dalam
tiga ayat mempunyai makna pertolongan atau rahmat Allah, dalam
sebelas ayat bermakna Jibril, dan dalam 1 ayat bermakna wahyu atau
al Qur’an. Selain itu 5 ayat yang lain, ruh mempunyai makna yang
berhubungan dengan aspek dimensi psikis dan ruh yang ada pada
manusia (Adam A.S). Adapun yang menggunakan kata روح itu di
dalam al Qur’an di ulang sebanyak 22 kali. Dan beberapa ayat yang
tersebar di dalam al Qur’an dapat diartikan sebagai sumber khidupan
atau nyawa, malaikat jibril, wahyu atau al-Qur’an, rahmat Allah SWT,
pertolongan Allah SWT dan ketentraman jiwa.
Sedangkan Nafs di dalam al Qur’an terdapat 295 kali
disebutkan di dalamnya. Ada sebagian ulama’ yang berpendapat
bahwa nafs mengandung dua pengertian pertama: nafas atau nyawa.
Seperti dalam kalimat telah keluar nafs seseorang yaitu artinya
nyawanya. Kedua: bermakna diriatau hakikat dirinya, seperti dalam
kalimat seseorang telah membunuh nafsnya, berarti dia telah
membunuh seluruh diri seseorang atau hakikat dirinya. Menurut Ibnu
Abd al Bar, nafs bisa bermakna ruh dan bisa juga bermakna sesuatu
yang membedakannya dari yang lain. Sedangkan menurut Ibnu Abbas,
dalam setiap diri manusia terdapat dua unsur nafs yaitu nafs ‘aqliyah
yang bisa membedakan sesuatu dan nafs ruhaniyah yang menjadi
unsur kehidupan.
Dari sini, penulis mencoba akan menguraikan bagaimana
pandangan al Qur’an tentang ruh dan nafs dalam skripsi ini. Hanya
saja dalam tulisan ini penulis hanya akan menitik beratkan pada satu
perspektif seorang ulama’ tafsir yaitu Mutawalli asy-Sya’rawi.
Adapun sistematika penulisan dalam penulisan ini adalah
menggunakan atau mengkaji pemikiran dari tokoh tafsir yang menjadi
sumber rujukan penelitian. kemudian menganalisisnya lewat ilmu�ilmu yang relevan dengan masalah yang dibahas, yang pada akhirnya
melahirkan konsep yang utuh dari Al-Qur’an tentang tema tersebut

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Quran dan Tafsir
Depositing User: Syaiful Arief
Date Deposited: 05 Dec 2022 07:25
Last Modified: 05 Dec 2022 07:25
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/897

Actions (login required)

View Item
View Item