Sebagai bacaan sempurna al-Qur’an datang dengan bahasa kaumnya ketika
itu. Seiring perjalanan waktu terkadang ditemukan berbagai pergeseran makna
yang jauh berjalan dari makna seharusnya. Tidak jarang pula ketidak tahuan
akan hal itu menjadikan seseorang tergelincir kepada kesalahan. Alih-alih
mendapatkan petunjuk dari kitab yang seharusnya menjadi petunjuk ini, malah
yang didapat adalah sebaliknya. Sebagian orang menganggap bahwa kata fitnah
yang sering dikatakannya adalah makna yang sesuai dengan al-Qur’an namun
anggapan tersebut tidak benar adanya karena fitnah yang diucapkan merupakan
fitnah dalam bahasa Indonesia walaupun kata itu daimbil dari ayat al-Qur’an
tetapi dalam versi anggapan mereka. Sehingga terjadilah kesalahan dalam
makna. Atas dasar itu penulis mengangkat sebuah penelitian yang
terkonsentrasi pada elaborasi kata tersebut dengan judul ‚FITNAH DALAM
PERSPEKTIF AL-ZAMAKHSYARI‛ (Studi Atas Pendekatan Semantik
Toshihiko Izutsu).
Untuk kebutuhan itu diperlukan penelusuran terhadap bayak literasi yang
menunjang akan penelitian ini sehingga jenis penelitian yang sesuai dengan
tujuan ini adalah library reaseach.
Dari telaah yang penulis lakukan setidaknya ditemukan makna dalam tafsir
al-Kasya>f karya al-Zamakhsyari mengenai kata fitnah tersebut tidak kurang
dari 14 makna berbeda yang hampir seluruhnya bernada negatif.