Ariyadri, Acep (2019) Konsep Jahiliyah dalam Al-Qur’an (Telaah atas Penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Quthb). Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2019-ACEP ARIYADRI-2016.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Kesimpulan tesis ini adalah: Konsep Jahiliyah dalam Al-Qur’an (telaah atas penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Quthb). Hal ini berdasarkan deskripsi Al-Qur’an mengenai penafsiran jahiliyah perspektif Ibnu Katsir dan Sayyid Quthb. Pada umumnya kata jahiliyah seringkali dimaknai dengan makna bodoh atau kembali kepada zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW atau bisa disebut dengan Pra Islam. Kata jahiliyah tidak bisa dimaknai dengan kebodohan secara intelektual ataupun moral akan tetapi kata jahiliyah ini maknanya selalu dinamis mengikuti perkembangan zamannya itu sendiri dari zaman ke zaman. Periode mazhab penafsiran dibagi menjadi 3 periode, yaitu: 1) Klasik, 2) Modern, 3) Kontemporer. Setiap mufasir dan ulama akan berbeda penafsiran terhadap objek penafsirannya itu, karena setiap mufasir dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan politik mufasir yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kepada produk dari penafsiran itu sendiri atau pemikirannya.
Konsep jahiliyah dalam Al-Qur’an (telaah atas penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Quthb) ditemukan dalam 4 term, yaitu: 1) Hukum Jahiliyah, 2) Prasangka Jahiliyah, 3) Berhias diri Jahiliyah, 4) Kesombongan Jahiliyah. Menurut konsep pemikiran Fazlur Rahman Hukum Negara demokrasi bukanlah hukum jahiliyah, orang-orang yang tidak ikut AKSI 212 bukanlah prasangka jahiliyah, Artis-artis yang suka mengumbar auratnya baik di dunia nyata atau dunia sosial media itu bagian dari berhias jahiliyah, dan aksi dari Abu Bakar Baasyir yang menolak menandatangani perjanjian termasuk juga ke dalam kesombongan jahiliyah.
Tesis ini memiliki kesamaan pendapat dengan: Sayyid Quthb (L. 1906 M), Muhammad Quthb (L. 1919 M), Abul ‘Ala al-Maududi (L. 1903 M), Yusuf Qardhawi (L. 1926 M), Ibrahim al-Khouly (L. 1929 M), Muhammad Hendra (2015), yang menyatakan kata jahiliyah adalah kata yang selalu dinamis yang akan mengikuti setiap perkembangan zamannya.
Tesis ini memiliki perbedaan pendapat dengan: Ibnu Jarir at-Thabari (L. 224 H), al-Maraghi (W. 1945 M), al-Qurthubi (L. 1214 M), Ibnu Taimiyah (L. 1263 M), Shalih Fauzan al-Fauzan (L. 1354 H), yang menyatakan bahwasanya jahiliyah itu adalah peribadatan yang syirik kepada Allah dan sebuah budaya dari bangsa Arab sebelum di utusnya Nabi Muhammad SAW.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode Tafsîr Maudhû’i, Tafsîr al-Muqâran, dan metode historis-kontekstual. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Jumardi |
Date Deposited: | 24 Aug 2021 07:13 |
Last Modified: | 24 Aug 2021 07:13 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/92 |