Elmi, Akhmad Rijali (2022) Tafsir Esoterik Al-Gazâlî Dalam Kitab Ih{Yâ ‘Ulû<M Al-Dîn. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2022-AKHMAD RIJALI ELMI-2016.pdf
Download (2MB)
Abstract
Kesimpulan disertasi ini menegaskan bahwa Al-Gazâlî menggunakan makna esoterik Al-Qur'an yang disebut dengan hermeneutika irfani. Sebuah metode untuk menjelaskan makna simbolik Al-Qur'an dengan menggunakan pengetahuan intuitif atau ‘irfân. Makna batin Al-Qur'an dapat disingkap dengan menggunakan metode analogi dan inversi dengan memerhatikan siyâq ayat dan penjelasan ayat-ayat Al-Qur'an serta hadis Nabi. Langkah-langkah penafsiran tersebut merupakan pengejawantahan dari syarat-syarat penafsiran isyârî yang telah dirumuskan ulama tafsir.
Penelitian ini juga menemukan bahwa Al-Gazâlî memberikan sebuah tawaran untuk menjembantani persoalan tafsir esoterik karena beliau melihat tafsir esoterik sebagai kompromi antara makna zahir dan makna batin Al-Qur’an (tekstual dan kontekstual) melalui sumber tafsir sufi, karena menurutnya tafsir zahir bukanlah tujuan final atau akhir dari interpretasi terhadap Al-Qur’an. Sedangkan tasawuf (perilaku moral esoterik) menurut beliau harus berdiri di atas pondasi ayat-ayat Al-Qur’an dan H{adis sebagai sumber tertinggi melalui tiga hal yaitu;takhalli, tahallîdan tajallî. Dengan demikian, tasawuf adalah perpaduan ilmu dan amal yang berbuah kesucian hati dan akhlak mulia. Epistemologi yang dibangun al-Gazâlî adalah epistemologi tafsir esoterik. Sumbernya berbasis intuitif, sementara perolehannya harus melalui tahapan berupa maqâm dan ahwâl untuk dapat menangkap isyarat-isyarat Ilahiyah dengan potensi intuitif tersebut.
Dalam disertasi ini, penulis berbeda pandangan dengan sebagian pakar tafsir seperti as-Suyûthî (w.911 H/1505M), az-Zarkasyî (w.794 H), Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 H)) dan Ibn Shalâh (w. 643 H) an-Nasafȋ (w. 537 H), Thâhir Muhammad Ya‘qub (1442 H), dan Mushthafâ Shadiq ar-Râfi‘ȋ (w. 1819 M) yang menolak secara mutlak tafsir sufi isyarî, dan menganggapnya sebagai ajaran aliran bâthiniah yang dibungkus dengan ujaran para sufi. Demikian juga, penulis berbeda pandangan dengan sebagian pendukung tafsir isyari secara mutlak seperti at-Taftazâni ( 1390 M), Ibnu ‘Athâ (1309 M), dan Imam Khomeini (1989 M). Penulis setuju dengan pandangan al-Gazâlî (w.505 H), Thabâthabâ’i (1981 M), Hadi Ma’rifah (2013), Kerwanto (2018) yang yang menyatakan bahwa penafsiran esoterik tidak mengabaikan lahir Al-Qur'an, sebaliknya terdapat korelasi antara makna lahir dan makna batin Al-Qur'an. Korelasi tersebut, bisa jauh maupun dekat. Selama mufasir sufi memerhatikan kriteria-kriteria atau aturan yang telah ditetapkan ulama tafsir, maka tafsirnya bisa diterima.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang bersifat eksploratif dengan menggunakan data deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah multidisipliner berupa pendekatan esoterik, filosofis, eksegesis, dan teologis normatif. Metode pengumpulan data, menggunakan data pustaka dengan sumber data primer dan sekunder. Sedangkan teknik pengolahan dan analisis data menggunakan deskriptif analitik yang mengacu kepada analisis filosofis yakni ontologis, epistemologis dan aksiologis. Karena penelitian ini adalah penelitian tafsir, maka teknik interpretasi yang digunakan adalah teknik interpretasi tekstual, komparasi, teleologis dan logis.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 03 Apr 2023 06:16 |
Last Modified: | 03 Apr 2023 06:16 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/954 |