repository ptiq

Dialektika Al-Qur’an Dan Budaya Patriarki Dalam Tinjauan Historis Humanistis Muhammad Thalbi

Syamsuri, Syamsuri (2024) Dialektika Al-Qur’an Dan Budaya Patriarki Dalam Tinjauan Historis Humanistis Muhammad Thalbi. Masters thesis, Institut PTIQ Jakarta.

[thumbnail of Naskah Tesis] Text (Naskah Tesis)
2024-SYAMSURI-2021.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap tema-tema sensibilitas dalam Al-Qur’an terkait ayat ayat gender. Permasalahan yang mendasari penelitian ini terletak pada adanya dua kelompok besar dalam konteks interpretasi ayat-ayat gender, yaitu feminisme dan androsentrisme. Kedua kelompok ini memiliki basis argumentasi yang kuat, namun cenderung berada pada ujung spektrum interpretatif yang berbeda. Sering kali didasari oleh kepentingan ideologi tertentu yang dapat memengaruhi pemilihan dan interpretasi data historis untuk mendukung ideologinya masing-masing. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi polarisasi interpretatif, menitikberatkan pada aspek-aspek tekstual dan kontekstual secara seimbang, serta menghindari pengaruh ideologis yang dapat mengarah pada selektivitas data historis.
Dalam menjawab kompleksitas tersebut, penelitian ini menerapkan pendekatan historis dengan perspektif teori humanistik religius Muhammad Thalbi. Penelitian ini mengintegrasikan konteks sejarah, nilai-nilai budaya, dan kondisi sosial, baik pra pewahyuan maupun pasca pewahyuan. Data-data historis tersebut dianalisis menggunakan dua model analisis, yaitu deskriptif dan eksplanatoris. Teori humanistik Thalbi menjadi pisau analisa dalam membidik perjalanan sejarah menyangkut relasi gender. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut akan dibahas dengan menggunakan metode maudhû'i (tematik), yang memungkinkan penelitian untuk mengeksplorasi dan menggali informasi secara tematis menyangkut hak dan status perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpretasi ayat-ayat gender dalam Al-Qur’an memerlukan pendekatan holistik dan kontekstual untuk mendapatkan gambaran yang objektif dan komprehensif. Pra-pewahyuan, khususnya masa Jahiliah menjadi elemen kunci dalam mengklarifikasi pengaruh periode waktu, kondisi sosial, dan peristiwa sejarah yang membentuk paradigma Al-Qur’an. Dalam konteks ini, Al-Qur’an memberikan respons secara tegas terhadap praktik-praktik yang dinilai diskriminatif dan menginisiasi transformasi sosial yang lebih humanis terhadap hak dan status perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Terdapat tiga orientasi Al-Qur’an dalam konteks budaya patriarki, yaitu penolakan sepenuhnya (rejection), reduksi budaya patriarki (reduction), dan representasi budaya patriarki (reception) yang tidak menimbulkan mafsadah atau tidak merugikan salah satu pihak. Karena itu, historis humanistik Muhammad Thalbi terlihat lebih moderat dan tawazun (seimbang) dalam menyikapi ayat-ayat relasi gender, sehingga dalam konteks ini tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan. Selain itu, tuduhan bahwa Al-Qur’an diskriminasi terhadap gender menjadi terbantahkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan
Divisions: Pascasarjana > Tesis > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Siti Mariam
Date Deposited: 04 Mar 2024 01:30
Last Modified: 04 Mar 2024 01:30
URI: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1464

Actions (login required)

View Item
View Item