Pambayun, Ellys Lestari (2021) Reaktualisasi Komunikasi Gender Dalam Perspektif Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2021-ELLYS LESTARI PAMBAYUN-2017.pdf - Accepted Version
Download (3MB)
Abstract
Simpulan disertasi ini adalah terreaktualisanya komunikasi gender qur’ani melalui pemahaman pada tafsir-tafsir yang non misoginis sehingga tewujud masyarakat Muslim yang liberatif, adil, dan harmoni. Berdasarkan penelusuran pada tafsir-tafsir klasik maupun kontemporer bahwa komunikasi gender secara umum dideskripsikan memiliki potensi yang setara dalam menjadi perilaku destruktif maupun konstruktif, baik di ruang privat maupun ruang publik. Temuan menariknya dalam penelitian ini adalah, dalam perspektif Al-Qur’an masing-masing karakter komunikasi laki-laki dan perempuan dideskripsikan memiliki dimensi oposisi biner – positif-negatif, kuat-lemah, rasional-emosional, subjektif-objektif, dan privat-publik yang kemudian menjadi pemantik perdebatan mulai dari kalangan ulama sampai akademis yang berimplikasi pada fungsi dan posisi kedua jenis kelamin ini di muka bumi. Perspektif Al-Qur’an pada wilayah komunikasi gender dalam kaitannya dengan aksi kekerasan atau diskriminasi, ditemukan komparasi dan solusinya dalam dua isyarat komunikasi, yaitu: a) verbal (qawlan ma’rufa, qawlan baligha, qawlan maysura, qawlan layina, qaulan karima, qawlan sadida, qawlan tsakila, dan qawlan adhima) dan b) nonverbal (facial/ekspresi (ghadul bashar), proksemik (ikhtilat, ‘ijtima, infishal), kinestetik (khithab), artifisial/performans (tabaruj), sensitivitas sentuhan, dan lainnya. Disertasi ini memiliki kesamaan pandangan dengan: al-Maraghi (W.1371 H./1952 M), as-Suyuthi (W. 864 H), al-Zuhaili (W.2015 M), Zayd (1980), Wadud (1999), Hasyim (1971), Engineer (1984), Umar (2001), dan Shihab (2011), dan lainnya yang mengungkapkan perbedaan potensial beberapa jenis verbal dan nonverbal manusia menentukan perbedaan komunikasi secara jenis kelamin, namun dalam kedudukan, posisi, dan peran tidak memiliki perbedaan secara intelektual, emosional, dan transedental. Begitupun, temuan Disertasi ini memiliki perbedaan pandangan dengan hampir semua tokoh feminis yang concern dengan komunikasi dan bahasa, juga agama, baik strukturalisme maupun pascastrukturalisme, seperti: Nasif (2001), Tannen (1992), Irigaray (1999), Harding (2004), Spivak (1980), dan lainnya yang menyatakan kekekerasan dan diksriminasi terhadap perempuan, disebabkan cara pandangan ideologi patriarkis laki-laki. Metode penelitian ini adalah kualitatif melalui metode tafsir maudu’i dan studi literatur untuk mengeksplorasi dan menganalisis data literatur tentang komunikasi gender yang hasilnya disajikan dalam bentuk deskripsi-interpretatif. Terakhir, Disertasi ini menghasilkan formulasi komunikasi gender qur’ani dalam empat dimensi, yaitu: a) Pemahaman transformatif komunikasi gender, b) Pembaruan penafsiran bias gender pada komunikasi, c) Dialektika realitas (eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi), dan d) Implikasi nalar liberatif dalam komunikasi gender berbasis Al-Qur’an
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Siti Mariam |
Date Deposited: | 15 Sep 2024 01:52 |
Last Modified: | 15 Sep 2024 01:53 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/1530 |