Muhtadi, Mohammad (2018) Pendidikan Humanistik dalam Perspektif Al-Qur’an. Doctoral thesis, Institut PTIQ Jakarta.
2018-MOHAMMAD MUHTADI-2015.pdf - Accepted Version
Download (1MB)
Abstract
Kesimpulan disertasi ini adalah bahwa konsep pendidikan humanistis dalam al-Qur’an mengandung unsur diantaranya: a) Pendidikan manusia secara fisik dan biologis; b) pendidikan manusia secara batin dan psikologis; c) pendidikan manusia secara sosial dan d) pendidikan manusia secara spiritual. Manusia pada hakikatnya tidak lepas dari pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung. Jika ditinjau dari sisi pedagogis, manusia merupakan makhluk pembelajar, dan pada hakikatnya manusia juga makhluk yang dapat mendidik dan dididik. Oleh karenanya pendidikan selayaknya diarahkan pada proses pemanusiaan manusia, agar pendidikan dilakukan dengan bermakna. Praktek pendidikan yang humanis pun akan memberikan kesempatan kepada peserta didik berkembang sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai konsepsi-konsepsi tentang pendidikan sebagai proses pemanusiawian manusia (humanisasi) bersumber dari pemikiran humanisme. Hal ini sejalan dengan makna dasar humanisme sebagai pendidikan manusia. Sistem pendidikan dalam Islam yang dibangun atas dasar nilai-nilai humanistik sejak awal kemunculannya sesuai dengan esensinya sebagai agama kemanusiaan. Islam menjadikan dimensi kemanusiaan sebagai orientasi pendidikannya.
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan tentang pengertian pendidikan humanistik, mengungkapkan konsep manusia dalam Al-Qur’an dan mengetahui bagaimana pendidikan humanistik dalam perspektif Al- Qur’an.
Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kepustakaan (library research) dan bersifat kualitatif analisis deskiptif dengan pendekatan filosofis. Pendekatan filosofis pada hakikatnya terdiri dari analisa linguistik dan analisa konsep. Dalam hal ini konsep yang dikaji adalah konsep pendidikan humanis. Humanistik adalah bagian dari kajian filsafat yang kemudian dikaitkan dengan pendidikan.
Hasil dari penelitian adalah membahas konsep manusia dalam perspektif al-Qur’an yang menjadi dasar pijakan bagi sebuah pendidikan yang humanis, meliputi: hakikat wujud manusia, potensi insaniyah manusia, dan tujuan penciptaan manusia. Humanisasi yang diterapkan dalam al-Qur`an tidak meninggalkan peran manusia di bumi sebagaimana fungsi dan perannya sebagai “imarah al-ardl,” dan sebagai hamba yang diwajibkan untuk mengabdi kepada sang khalik sebagaimana fungsi dan perannya sebagai “ibad.” Adapun pendidikan dengan paradigma humanis yang terdapat di dalam al-Qur`an adalah: Pertama, menempatkan kembali seluruh aktifitas pendidikan (talab al-ilm) di bawah frame work agama yang bertujuan mencari ridha Allah. Kedua, adanya perbandingan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Ketiga, kebebasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Keempat, mengkaji ilmu pengetahuan yang membumi sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari - hari dan mulai mencoba melaksanakan strategi pendidikan yang integrative. Hal menarik lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, dalam pandangan al-Quran dalam menyebutkan manusia menggunakan empat term yang memiliki arti yang berbeda sesuai dengan konteks yang dimaksud Al - Qur'an, antara lain: basyar (رشبلا), al-nas (سان), bani adam (مدآ ينب) dan al- insan (ناسنلإا). Aktivitas hidup manusia berdasar dimensi spiritual sehingga tidak merugikan pihak lain. Pemikiran ini menekankan pengembangan potensi manusia supaya mampu memerankan diri sebagai ‘abd Allah dan khalifah Allah. Pendidikan ini ditujukan untuk membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensinya supaya menjadi manusia mandiri dan kreatif yang sadar akan kehadiran Allah dalam dirinya.
Temuan Disertasi ini adalah aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode- metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Disertasi ini memiliki kesamaan pendapat dengan: Maslow (1986) Pendidikan dalam pandangan Maslow memberikan tekanan lebih besar pada pengembangan potensi seseorang, terutama potensinya untuk menjadi manusiawi, memahami diri dan orang lain serta berhubungan dengan mereka, mencapai pemuasan atas kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, tumbuh ke arah aktualisasi diri. Pendidikan ini akan membantu orang menjadi pribadi yang sebaik-baiknya sesuai kemampuannya. Disertasi ini juga sependapat dengan Ki Hajar Dewantara (1889-1959) yang mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siswa menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia.
Temuan Disertasi ini berbeda dengan pendapat: Alison (1997) yang mengupas tentang liberalisme dalam pendidikan humanistik, Robinson (2000) yang membahas tentang pendidikan karakter dalam pendidikan humanistik, dan Karoly (2009) yang meneliti tentang pentingnya pendidikan humanistik dalam pelatihan medis.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 200. Agama > 2X1. Al-qur'an dan Ilmu yang Berkaitan 300. Ilmu Sosial > 370. Pendidikan |
Divisions: | Pascasarjana > Disertasi > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Andi Jumardi |
Date Deposited: | 19 Aug 2021 12:08 |
Last Modified: | 19 Aug 2021 12:11 |
URI: | https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/60 |