Perguruan tinggi adalah lembaga formal yang menyelenggarakan
pendidikan dengan proyeksi bahwa alumninya akan menjadi pemimpin dan
pimpinan di tengah masyarakat. Seorang pemimpin dan pimpinan, harus
memiliki kecakapan-kecakapan (skills) yang dibutuhkan supaya
kepemimpinannya sukses dan bisa membawa banyak manfaat untuk banyak
orang. Ia akan menjadi teladan (role model) dan acuan bagi banyak orang. Ia
juga harus mampu melihat realita dan merumuskan masalah yang ada untuk
diteliti dan dicarikan solusianya. Ia sendiri yang akan mengimplementasikan
solusi itu, dan memimpin orang-orang untuk keluar dari masalah yang ada.
Karenanya, ekspektasi terhadap seorang pemimpin dan pimpinan amatlah
tinggi. Ekspektasi ini harus dijawab oleh lembaga pendidikan.
Untuk menyukseskan visi dan misi perguruan tinggi, yang mengacu
kepada Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan dan pengajaran,
penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat), diperlukan perencanaan
yang baik dan terukur. Rencana yang sudah dibahas dengan matang bersama
seluruh pemangku kepentingan (stake holders), harus dilaksanakan dengan
konsisten, dengan pengawasan (monitoring) dari pihak yang dianggap layak
untuk menjamin mutu (quality assurance) dari ketercapaian rencana
tersebut. Selanjutnya, perlu diadakan evaluasi untuk diketahui apa saja yang
berhasil direalisasikan dan apa yang tidak terealisasi. Hambatan dan
kendala yang ada (threats) diidentifikasi, lalu dengan kajian yang holistik
iv
terhadap kekuatan (strengths) yang dimiliki, peluang (opportunities) bisa
dipetakan dan diperbesar dan kelemahan (weakneses) yang ada diperkecil.
Dalam konteks pendidikan dan pengajaran, Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) menjadi komponen wajib yang harus dimiliki setiap
program studi dan dijadikan acuan oleh dosen pengampu mata kuliah. RPS
disusun dan didokumentasikan dengan baik.