Disertasi ini membahas tentang pendidikan karakter anak prabalig berbasis Al-Qur’an. Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan untuk menanamkan kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam sikap, dan pengalaman dalam berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yaitu nilai agama dan budaya yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter bukan hanya berkaitan dengan etika, nilai dan moral, akan tetapi lebih menitikberatkan pada kemampuan melaksanakan nilai -nilai yang dilakukan dengan pembiasaan.
Pendidikan karakter anak prabalig berbasis Al-Qur’an adalah upaya yang dilakukan untuk menanamkan kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam sikap, dan pengalaman dalam berperilaku yang sesuai dengan nilai- nilai luhur yaitu nilai agama dan budaya yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah Swt, berhubungan dengan manusia dan berhubungan dengan alam raya, sehingga memampukan manusia hamba yang taat (abid) dan menjadi pemelihara alam raya (khalifah) yang dapat hidup saling menghargai dan melengkapi.
Penelitian disertasi ini menemukan bahwa metode dalam pendidikan karakter anak prabalig adalah dengan metode mengasuh berkesadaran, dimana orang tua menyadari keadaan anak, selanjutnya metode tazkiyatunnafs, yaitu upaya untuk membersihkan diri, selanjutnya keteladanan, pembiasaan dan komunikasi.
Temuan tentang konsep pendidikan karakter anak prabalig berbasis Al-Qur’an berbeda dengan konsep asal pendidikan karakter yang menekankan pada perilaku yang baik. Al-Qur’an memberikan tujuan kepada anak prabalig untuk memiliki karakter abid, khalifah, ulul albab, dan insan kamil.
Karakter abid adalah karakter yang terbangun karena kecintaan dan kepatuhan kepada Allah Swt dengan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Allah Swt. Karakter khaliaf fi al-ardh adalah karakter yang dibangun untuk menjadi pengayom dan pemelihara alam raya ini. sedangkan karakter ulul-albab anak prabalig yang dipersiapkan memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, kemampuan emosional yang baik dan implementasi nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Adapun karakter insan kamil adalah anak prabalig yang disiapkan dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan ketahanmalangannya dalam menyelesaikan masalah, sehingga menjadikan anak yang siap untuk hidup di dunia dengan kondisi zaman dan mampu hidup di lingkungan sosial dengan memiliki keshalehan pribadi dan kesholehan sosial.
Pendidikan karakter anak prabalig ini memiliki kesamaan dengan Abdul Hamid al-Ghazali (1058-1111M), Ibnu Jauziyah (1292-1350), Hari Santosa (2015), dan Arnold Gessel (1880-1961 M) yang menjelaskan bahwa anak-anak harus sejak dini ditumbuhkan keimanan dan karakternya, karena secara fitrah potensi keimanan dan karakter telah ada. Terdapat perbedaan pandangan dengan John locke (1632-1704 M), John dewey (1859-1952 M), Thomas Lickona (1943M-), dan Jean William Fritz Piaget (1896-1980 M) yang menjelaskan bahwa karakter anak-anak tumbuh dari pembiasaan dan pendidikan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data berdasarkan library research (penelitian kepustakaan) atau disebut juga content analysis (analisis isi). Adapun pendekatan dalam metode penafsiran Al-Qur’an menggunakan metode tematik (maudhui).