Tinggi rendahnya kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh pendekatan, strategi, model, metode,dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu konsep pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Salah satu yang ada adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning).
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui konsep dasar model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning).
2. Untuk mengetahui peran model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam peningkatan mutu pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam).
3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di SMP Islam Asysyakirin Pinang Kota Tangerang.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SMP Asysyakirin, WAKA Kurikulum, Wali Kelas 7.4 dan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : observasi, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai bulan Oktober 2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian guru Pendidikan Agama Islam di SMP Asysyakirin sudah memahami makna dari model pembelajaran kontekstual, guru tinggal memperdalam dan sedikit
demi sedikit mengenalkan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada siswa. Pelaksanaan pembelajaraan Pendidikan Agama Islam sedikit banyak telah mencerminkan penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) yang meliputi 5 prinsip dan 7 pilar pembelajaran kontekstual, dengan hasil pelaksanaan komponen model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) sebagai berikut : ketertarikan (relating), pengalaman langsung (esprecing), aplikasi (appliying), kerjasama (cooperating), alih pengetahuan (transfering), konstruktivisme (contruktivisem), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning comunity), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).
Diharapkan semua guru dapat menggunakan pembelajaran aktif, untuk mengembangkan proses pembelajaran salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran CTL, karena implementasi CTL dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena masih adanya faktor penghambat dalam implementasi CTL diharapkan sering mengikuti seminar maupun workshop dan sering-sering membaca buku-buku yang berhubungan dengan pembelajaran CTL untuk lebih menguasai dan memperdalam bagaimana penerapan CTL yang baik dan benar. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara berkesinambungan dan menjalin interaksi yang lebih baik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.